Kelebihan dan Kekurangan Sosiodrama dan Roll Rlaying,
METODE TEHNIK Sosiodrama dan Roll Rlaying, |
Kadang-kadang banyak peristiwa psikologis atau sosial yang sukar bila dijelaskan dengan kata-kata belaka. Maka perlu didramatisasikan, atau siswa dipartisipasikan untuk berperanan dalam peristiwa sosial itu.
Dalam hal ini perlu digunakan teknik Sosiodrama ialah siswa dapat mendramatisasikan tingkah gerak-gerik wajah seseorang dalam hubungan sosial antar manusia. Atau dengan roll-playing di mana siswa bisa berperan atau memainkan peranan dalam dramatisasi masalah sosial/psikologis itu. Karena itu kedua teknik ini hampir sama, maka dapat digunakan bergantian tidak ada salahnya.
Guru menggunakan kedua teknik ini dalam proses belajar mengajar memiliki tujuan agar siswa dapat memahami perasaan orang lain; dapat tepa selira dan toleransi. Kita mengetahui sering terjadinya perselisihan dalam pergaulan hidup antar kita; dapat disebabkan karena salah paham. Maka dengan sosiodrama mereka dapat menghayati peranan apa yang dimainkan, mampu menempatkan diri dalam situasi orang lain yang dikehendaki guru. Ia bisa belajar watak orang lain, cara bergaul dengan orang lain, cara mendekati dan berhubungan dengan orang lain, dalam situasi itu mereka harus bisa memecahkan masalahnya.
Metode sosiodrama dan roll playing dapat dikatakan sama artinya, dan dalam pemakaiannya sering disilihgantikan. Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial.
Tujuan yang diharapkan dengan penggunaan metode sosiodrama antara lain adalah
a) Agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan Orang lain.
b) Dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab.
c) Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok secara spontan.
d) Merangsang kelas untuk berpikir dan memecahkan masalah.
petunjuk guna menggunakan metode sosiodrama adalah:
a) Tetapkan dahulu masalah-masalah sosial yang menarik perhatian siswa untuk dibahas.b) Ceritakan kepada kelas (siswa) mengenai isi dari masalah-masalah dalam konteks cerita tersebut.
c) Tetapkan siswa yang dapat atau yang bersedia untuk memainkan peranannya di depan kelas.
d) Jelaskan kepada pendengar mengenai peranan mereka pada waktu sosiodrama sedang berlangsung.
e) Beri kesempatan kepada para pelaku untuk berunding beberapa menit sebelum mereka memainkan peranannya.
f) Akhiri sosiodrama pada waktu situasi pembicaraan mencapai ketegangan.
g) Akhiri sosiodrama dengan diskusi kelas untuk bersama- sama memecahkan masalah persoalan yang ada pada sosiodrama tersebut.
h) Jangan lupa menilai hasil sosiodrama tersebut sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut.
Metode sosiodrama selain mempunyai beberapa kelebihan, juga mempunyai beberapa kelemahan, sebagai berikut:
a. Kelebihan Metode Sosiodrama
1) Siswa melatih dirinya untuk melatih, memahami, dan mengingat isi bahan yang akan didramakan Sebagai pemain harus memahami, menghayati isi cerita secara keseluruhan, terutama untuk materi yang harus diperankannya. Dengan demikian, daya ingatan siswa harus tajam dan tahan lama.2) Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. Pada waktu main drama para pemain dituntut untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan waktu yang tersedia.
3) Bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan muncul atau tumbuh bibit seni drama dari sekolah. Jika seni drama mereka dibina dengan baik kemungkinan besar mereka akan menjadi pemain yang baik kelak.
4) Kerjasama antar-pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-baiknya.
5) Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab dengan sesamanya.
6) Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah dipahami orang lain.
b. Kelemahan Metode Sosiodrama
1) Sebagian besar anak yang tidak ikut bermain drama mereka menjadi kurang kreatif.2) Banyak memakan waktu, baik waktu persiapan dalam rangka pemahaman isi bahan pelajaran maupun pada pelaksanaan pertunjukan.
3) Memerlukan tempat yang cukup luas, jika tempat bermain sempit menjadi kurang bebas.
4) Sering kelas lain terganggu oleh suara para pemain dan para penonton yang kadang-kadang bertepuk tangan, dan sebagainya.
Sumber
Syaiful bahri djamara & aswan zain, strategi belajar mengajar , rineka cipta, jakarta, cet II, 2002
Roestiyah N.K., Strategi Belajar Mengajar; Bina Aksara, Jakarta, Cet. 111, 1991
Bagikan Artikel
Komentar
Posting Komentar