Pengertian Pengelolaan Kelas Menurut Para Ahli
Iklim belajar yang kondusif merupakan faktor yang mempengaruhi dorongan dan daya tarik bagi kegiatan proses belajar mengajar, sehingga tidak menutup kemungkinan jika iklim belajar yang kurang menyenangkan bisa menyebabkan tidak kondusif kegiatan belajar mengajar.
Keterampilan pengelolaan kelas penting untuk dikuasai oleh siapa pun yang menerjunkan dirinya ke dalam dunia pendidikan terutama guru. Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yaitu pengelolaan dan kelas. Pengelolaan itu sendiri akar katanya adalah "kelola", ditambah awalan "pe" dan akhiran "an". Istilah lain dari kata pengelolaan adalah "manajemen". Manajemen adalah kata yang aslinya dari bahasa Inggris, yaitu "management",yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan, pengelolaan. Sedangkan secara umum Manajemen atau pengelolaan dalam pengertian umum adalah pengadministrasian, pengaturan atau penataan suatu kegiatan
Kelas merupakan suatu kelompok orang yang melakukan aktivitas belajar secara bersama-sama, dengan bimbingan dan pengajaran dari guru. Pengertian ini jelas meninjaunya dari segi anak didik, karena dalam pengertian tersebut ada frase "kelompok orang". Pendapat ini sejalan dengan pendapat Suharsimi Arikunto yang mengemukakan pengertian kelas dari segi anak didik. Lebih mendalam Suharsimi Arikunto mengatakan: di dalam didaktik terkandung suatu pengertian umum mengenai kelas, yaitu sekelompok siswa yang pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama.
1. Menurut MJ Cooper
Ada 5 (lima) pengertian pengelolaan kelas yang dihimpun oleh MJ Cooper (1977) dengan menggunakan berbagai sudut pandang (lalu Muhammad Azhar:1993):
a. Pengelolaan kelas dipandang sebagai proses untuk mengontrol tingkah laku siswa. Pandangan ini bersifat otoritatif hingga secara lebih khusus dikatakannya bahwa "Pengelolaan kelas adalah separangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas".
b. Definisi yang kedua adalah definisi yang dipandangnya bersifat permisif. "Pengelolaan kelas adalah seperangkat kegiatan guru untuk memaksimalkan kebebasan siswa".
c. Pandangan ke-3 didasarkan pada prinsip pengubahan tingkah laku siswa hingga dalam hal ini guru dituntut untuk mengembangkan tingkah laku murid yang 'diinginkan' kemudian 'menghilangkan/mengurangi' yang tidak diinginkan. Pandangan ini berpendapat bahwa "Pengelolaan kelas adalah seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan."
d. Definisi ke-4 memandang pengelolaan kelas sebagai proses penciptaan iklim sosio-emosional yang positif di dalam kelas hingga definisinya berbunyi: "Pengelolaan kelas ialah seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosio-emosional kelas yang positif.
e. Pandangan yang ke-5 bertolak dari anggapan bahwa kelas merupakan sistem sosial dengan proses kelompok sebagai intinya. Definisinya adalah sebagai berikut. "Pengelolaan kelas adalah seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif”.
Dari lima pandangan tersebut yang ke-1 dan ke-2 dipandang kurang efektif dan kurang bertanggungjawab Pandangan otoritatif kurang manusiawi sedang pandangan permisif kurang realistik. Selanjutnya Cooper mengungkapkan bahwa pandangan ke-3,4 dan 5 tidak satu pun yang pernah dapat dibuktikan sebagai pandangan yang terbaik sehingga diharapkan agar guru mampu membentuk pandangan yang bersifat lebih pluralistik yang merangkum tiga dasar pandangan itu. Cooper membuat definisi sebagai berikut: "Pengelolaan kelas ialah seperangkat kegiatan untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan, mengembangkan hubungan interpersonal dan iklim sosio-emosional yang positif, serta mengembangkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif dan produktif.
2. menurut made pidarta dengan mengutip pendapat Lois V. Johnson dan Mary A. Bany, bahwa pengelolaan kelas adalah proses seleksi dan penggunaan alat-alat yang tepat terhadap problema dan situasi kelas. Dalam hal ini guru bertugas menciptakan, mempertahankan dan memelihara sistem/organisasi kelas. Sehingga individu siswa dapat memanfaatkan kemampuannya, bakatnya dan energinya pada tugas-tugas individual.
3. Sedangkan menurut Sudirman N, dkk (1991; 310),pengelolaan kelas adalah upaya mendayagunakan potensi kelas.
4. Hadari Nawawi(1989; 115) dengan mengatakan bahwa kegiatan manajemen atau pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai kemampuan guru atau wali kelas dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah sehingga waktu dan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan murid.
5. Suharsimi Arikunto (1988;67) juga berpendapat bahwa pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal. sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan. Suharsimi memahami pengelolaan kelas ini dari dua segi yaitu pengelolaan yang menyangkut siswa, dan pengelolaan fisik (ruangan, perabot, alat pelajaran). Menurutnya membuka jendela agar udara segar dapat masuk ke ruangan atau agar ruangan menjadi terang, menyalakan lampu listrik, menggeser papan tulis, mengatur meja, merupakan kegiatan pengelolaan kelas fisik.
6. Menurut Syaiful Bahri djamarah & aswan Zain, (2002;198) pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dengan sengaja dilakukan guna mencapai tujuan pengajaran. Kesimpulan yang sangat sederhana adalah, bahwa pengelolaan kelas merupakan kegiatan pengaturan kelas untuk kepentingan pengajaran. Pengertian lain dari pengertian pengelolaan kelas adalah ditinjau dari paham lama yaitu mempertahankan ketertiban kelas.
7. Menurut Ahmad rohani (2004; 123) pengelolaan kelas menunjuk kepada kegiatan-kegiatan yang menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar (pembinaan "raport",penghentian tingkah laku peserta didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas oleh penetapan norma kelompok yang produktif, dan sebagainya).
Dengan demikian pengelolaan kelas adalah kemampuan guru untuk menciptakan dan menjaga kondisi belajar yang optimal dan mengendalikannya bila terjadi hal-hal yang dapat mengganggu suasana pembelajaran.
Lalu Muhammad Azhar, 1993, proses belajar mengajar pola CBSA, Surabaya; usana offset
Syaiful Bahri djamarah & aswan Zain, 2002, strategi belajar mengajar, Jakarta; Rineka cipta
Supardi dkk, 2009, profesi keguruan, Jakarta; diadit media.
Ahmad rohani, 2004 pengelolaan pengajaran, Jakarta, Rineka cipta.
Keterampilan pengelolaan kelas penting untuk dikuasai oleh siapa pun yang menerjunkan dirinya ke dalam dunia pendidikan terutama guru. Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yaitu pengelolaan dan kelas. Pengelolaan itu sendiri akar katanya adalah "kelola", ditambah awalan "pe" dan akhiran "an". Istilah lain dari kata pengelolaan adalah "manajemen". Manajemen adalah kata yang aslinya dari bahasa Inggris, yaitu "management",yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan, pengelolaan. Sedangkan secara umum Manajemen atau pengelolaan dalam pengertian umum adalah pengadministrasian, pengaturan atau penataan suatu kegiatan
Kelas merupakan suatu kelompok orang yang melakukan aktivitas belajar secara bersama-sama, dengan bimbingan dan pengajaran dari guru. Pengertian ini jelas meninjaunya dari segi anak didik, karena dalam pengertian tersebut ada frase "kelompok orang". Pendapat ini sejalan dengan pendapat Suharsimi Arikunto yang mengemukakan pengertian kelas dari segi anak didik. Lebih mendalam Suharsimi Arikunto mengatakan: di dalam didaktik terkandung suatu pengertian umum mengenai kelas, yaitu sekelompok siswa yang pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama.
1. Menurut MJ Cooper
Ada 5 (lima) pengertian pengelolaan kelas yang dihimpun oleh MJ Cooper (1977) dengan menggunakan berbagai sudut pandang (lalu Muhammad Azhar:1993):
a. Pengelolaan kelas dipandang sebagai proses untuk mengontrol tingkah laku siswa. Pandangan ini bersifat otoritatif hingga secara lebih khusus dikatakannya bahwa "Pengelolaan kelas adalah separangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas".
b. Definisi yang kedua adalah definisi yang dipandangnya bersifat permisif. "Pengelolaan kelas adalah seperangkat kegiatan guru untuk memaksimalkan kebebasan siswa".
c. Pandangan ke-3 didasarkan pada prinsip pengubahan tingkah laku siswa hingga dalam hal ini guru dituntut untuk mengembangkan tingkah laku murid yang 'diinginkan' kemudian 'menghilangkan/mengurangi' yang tidak diinginkan. Pandangan ini berpendapat bahwa "Pengelolaan kelas adalah seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan."
d. Definisi ke-4 memandang pengelolaan kelas sebagai proses penciptaan iklim sosio-emosional yang positif di dalam kelas hingga definisinya berbunyi: "Pengelolaan kelas ialah seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosio-emosional kelas yang positif.
e. Pandangan yang ke-5 bertolak dari anggapan bahwa kelas merupakan sistem sosial dengan proses kelompok sebagai intinya. Definisinya adalah sebagai berikut. "Pengelolaan kelas adalah seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif”.
Dari lima pandangan tersebut yang ke-1 dan ke-2 dipandang kurang efektif dan kurang bertanggungjawab Pandangan otoritatif kurang manusiawi sedang pandangan permisif kurang realistik. Selanjutnya Cooper mengungkapkan bahwa pandangan ke-3,4 dan 5 tidak satu pun yang pernah dapat dibuktikan sebagai pandangan yang terbaik sehingga diharapkan agar guru mampu membentuk pandangan yang bersifat lebih pluralistik yang merangkum tiga dasar pandangan itu. Cooper membuat definisi sebagai berikut: "Pengelolaan kelas ialah seperangkat kegiatan untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan, mengembangkan hubungan interpersonal dan iklim sosio-emosional yang positif, serta mengembangkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif dan produktif.
2. menurut made pidarta dengan mengutip pendapat Lois V. Johnson dan Mary A. Bany, bahwa pengelolaan kelas adalah proses seleksi dan penggunaan alat-alat yang tepat terhadap problema dan situasi kelas. Dalam hal ini guru bertugas menciptakan, mempertahankan dan memelihara sistem/organisasi kelas. Sehingga individu siswa dapat memanfaatkan kemampuannya, bakatnya dan energinya pada tugas-tugas individual.
3. Sedangkan menurut Sudirman N, dkk (1991; 310),pengelolaan kelas adalah upaya mendayagunakan potensi kelas.
4. Hadari Nawawi(1989; 115) dengan mengatakan bahwa kegiatan manajemen atau pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai kemampuan guru atau wali kelas dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah sehingga waktu dan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan murid.
5. Suharsimi Arikunto (1988;67) juga berpendapat bahwa pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal. sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan. Suharsimi memahami pengelolaan kelas ini dari dua segi yaitu pengelolaan yang menyangkut siswa, dan pengelolaan fisik (ruangan, perabot, alat pelajaran). Menurutnya membuka jendela agar udara segar dapat masuk ke ruangan atau agar ruangan menjadi terang, menyalakan lampu listrik, menggeser papan tulis, mengatur meja, merupakan kegiatan pengelolaan kelas fisik.
6. Menurut Syaiful Bahri djamarah & aswan Zain, (2002;198) pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dengan sengaja dilakukan guna mencapai tujuan pengajaran. Kesimpulan yang sangat sederhana adalah, bahwa pengelolaan kelas merupakan kegiatan pengaturan kelas untuk kepentingan pengajaran. Pengertian lain dari pengertian pengelolaan kelas adalah ditinjau dari paham lama yaitu mempertahankan ketertiban kelas.
7. Menurut Ahmad rohani (2004; 123) pengelolaan kelas menunjuk kepada kegiatan-kegiatan yang menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar (pembinaan "raport",penghentian tingkah laku peserta didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas oleh penetapan norma kelompok yang produktif, dan sebagainya).
Dengan demikian pengelolaan kelas adalah kemampuan guru untuk menciptakan dan menjaga kondisi belajar yang optimal dan mengendalikannya bila terjadi hal-hal yang dapat mengganggu suasana pembelajaran.
Lalu Muhammad Azhar, 1993, proses belajar mengajar pola CBSA, Surabaya; usana offset
Syaiful Bahri djamarah & aswan Zain, 2002, strategi belajar mengajar, Jakarta; Rineka cipta
Supardi dkk, 2009, profesi keguruan, Jakarta; diadit media.
Ahmad rohani, 2004 pengelolaan pengajaran, Jakarta, Rineka cipta.
Bagikan Artikel
teima kasih ilmunya
BalasHapus