Psikologi Pendidikan
Psikologi Pendidikan |
Apakah psikologi pendidikan itu akan bermanfaat bagi para calon guru ? Sudah barang tentu, ya. Sebab keterampilan mengajar tidak di turunkan, tidak diwariskan dari orang tua. Karena itu informasi-informasi yang berasal dari penelitian-penelitian dan orang lain di bidang psikologi dan pendidikan dapat dimanfaatkan untuk keperluan tersebut. Dengan mempelajari informasi-informasi tersebut sangat diharapkan bahwa calon guru akan menjadi guru yang dapat mengajar secara efektif, akan menjadi guru yang baik.
Istilah psikologi berasal dari perkataan psychologie (Bahasa dibaca psikholokhi) atau psychology (Bahasa Inggris, dibaca saikoloji). Istilah psikologi, psychologie dan psychology berakar dari dua kata, yaitu psyche dan logos. Psyche berarti jiwa, sedangkan logos bermakna ilmu. Dari pengertian ini orang lalu dengan mudah medefefinisikan psikologi itu sebagai ilmu jiwa.
Tetapi ternyata tidaklah sesederhana itu definisi psikologi tersebut. Sebab bagaimana jawabnya kalau orang bertanya apakah jiwa itu ? Kita tahu bahwa setiap orang itu mempunyai jiwa, tetapi apakah jiwa itu? Pertanyaan ini rupa-rupanya tidak mudah dijawab, sama tidak mudahnya menjawab pertanyaan apakah listrik itu, apakah cinta itu. Dari Ilmu Alam kita tahu bahwa listrik itu dikemukakan oleh Thomas Edison, bahwa ada caranya membangkitkan tenaga listrik, bahwa listrik itu mempunyai berbagai macam kegunaan dalam hidup kita seperti untuk lampu, radio, setrika, kompor, penggerak mesin dan sebagainya. Tetapi apakah sebenarnya listrik itu? Demikianlah halnya dengan istilah cinta. Kita tahu bahwa cinta itu membuat orang bergairah hidup, cinta itu terkadang diujudkan dalam sifat cemburu karena cinta orang sanggup menghadapi risiko dan sebagainya. Tetapi apakah sebetulnya definisi cinta itu?
Penggambaran tentang listrik dan cinta itu sebenarnya adalah di sekitar tanda-tandanya, gejala-gejalanya. Jiwa pun demikian pula, sebagai manusia kita menghayati kehidupan kejiwaan itu berupa berpikir, merasa, berfantasi, mengingat, sugesti, sedih dan senang berkamauan dan sebagainya. Dan ini adalah tanda-tandanya /gejala gejalanya kehidupan kejiwaan.
Dari sinilah munculnya definisi bahwa psikologi adalah ilmu tentang gejala-gejala jiwa. Gejala-gejala jiwa itu kita hayati secara serempak bersama-sama, tidak secara terpisah sendiri-sendiri. Kita berpikir misalnya pada saat yang bersamaan kita pun menghayati perasaan tertentu, keinginan atau kehendak tertentu dan sebagainya. Namun penghayatan itu tidak dapat kita hayati yang dapat kita hayati adalah kelakuannya, tingkah lakunya. Atas dasar ini orang lalu mendefinisikan psikologi itu sebagai studi tentang tingkah laku; dengan mengamati tingkah laku, diperoleh pengertian tentang penghayatan rohaniah.
Menurut aliran behaviorisme, psikologi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang menekankan kepada perilaku manusia (perbuatan dan ucapannya baik yang dipelajari maupun yang tidak dipelajari) sebagai pokok masalah kajian (Watson, 1919), adapun yang menjadi objek material dari kajian psikologi adalah: perilaku manusia yang nampak (overt behavior) yang bersifat objektif dan dapat diamati, dan perilaku yang tidak nampak ( covert behavior).
Psikologi sebagai suatu disiplin ilmu mengalami perkembangan yang sangat pesat. Psikologi terbagi ke dalam dua bagian yaitu psikologi umum (general psychology) yang mengkaji perilaku individu pada umumnya dan psikologi khusus yang mengkaji perilaku individu dalam situasi khusus.
Cabang cabang Psikologi.
Psikologi mempunyai kawasan yang cukup luas. Psikologi dapat dibedakan menjadi psikologi umum atau psikologi teoretik dan khusus, ada yang teoretik ada pula yang terapan atau praktis. Psikologi umum mempelajari gejala-gejala jiwa secara umum, berisikan prinsip-prinsip asasi tingkah laku manusia. Sedangkan psikologi khusus mempelajari gejala-gejala jiwa khusus pada aspek kehidupan tertentu.
Psikologi umum adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala kejiwaan atau tingkah laku manusia secara umum yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati. Sedangkan psikologi khusus merupakan cabang-cabang atau subdisiplin psikologi yang mempelajari gejala-gejala kejiwaan atau perilaku sekelompok manusia secara khusus yang sesuai dengan bidang kajian. Adapun bidang-bidang psikologi khusus, atau sub disiplin psikologi menjadi beberapa bagian,
Demikian antara lain cabang-cabang psikologi yang termasuk dalam kawasan psikologi.
Secara etimologis, psikologi berasal dari bahasa Yunani yaitu "psyche yang berarti jiwa, dan "logos" berarti ilmu pengetahuan. Pendidikan pada hakekatnya adalah suatu interaksi, suatu hubungan timbal balik, suatu two-way process, proses dua arah, antara pendidik dan anak didik. Dalam situasi dimana yang ada hanya pendidik tanpa adanya anak didik, dan sebaliknya yang ada hanya anak didik tanpa adanya pendidik, tidak akan terjadi pendidikan. "Dwitunggal" ini merupakan intinya proses pendidikan. Sudah barang tentu hal ini tidak berarti bahwa faktor tujuan, alat dan lingkungan tidak penting, hanya saja ketiga faktor ini lebih berupa pengarah (tujuan), penunjang (alat) dan prasarana (lingkungan). Hal ini memang demikian sebab fungsi pendidikan adalah menyediakan apa saja yang diperlukan untuk mengembangkan anak didik.
Menurut Dimyati Mahmud (1990) pendidikan itu adalah usaha sadar, sengaja dan bertanggung jawab yang di lakukan oleh pendidik untuk membawa anak didik ke tingkat dewasa. Lebih lanjut Dimyati Mahmud membatasi pengertian psikologi pendidikan sebagai berikut:
A. PENGERTIAN PSIKOLOGI
Istilah psikologi berasal dari perkataan psychologie (Bahasa dibaca psikholokhi) atau psychology (Bahasa Inggris, dibaca saikoloji). Istilah psikologi, psychologie dan psychology berakar dari dua kata, yaitu psyche dan logos. Psyche berarti jiwa, sedangkan logos bermakna ilmu. Dari pengertian ini orang lalu dengan mudah medefefinisikan psikologi itu sebagai ilmu jiwa.
Tetapi ternyata tidaklah sesederhana itu definisi psikologi tersebut. Sebab bagaimana jawabnya kalau orang bertanya apakah jiwa itu ? Kita tahu bahwa setiap orang itu mempunyai jiwa, tetapi apakah jiwa itu? Pertanyaan ini rupa-rupanya tidak mudah dijawab, sama tidak mudahnya menjawab pertanyaan apakah listrik itu, apakah cinta itu. Dari Ilmu Alam kita tahu bahwa listrik itu dikemukakan oleh Thomas Edison, bahwa ada caranya membangkitkan tenaga listrik, bahwa listrik itu mempunyai berbagai macam kegunaan dalam hidup kita seperti untuk lampu, radio, setrika, kompor, penggerak mesin dan sebagainya. Tetapi apakah sebenarnya listrik itu? Demikianlah halnya dengan istilah cinta. Kita tahu bahwa cinta itu membuat orang bergairah hidup, cinta itu terkadang diujudkan dalam sifat cemburu karena cinta orang sanggup menghadapi risiko dan sebagainya. Tetapi apakah sebetulnya definisi cinta itu?
Penggambaran tentang listrik dan cinta itu sebenarnya adalah di sekitar tanda-tandanya, gejala-gejalanya. Jiwa pun demikian pula, sebagai manusia kita menghayati kehidupan kejiwaan itu berupa berpikir, merasa, berfantasi, mengingat, sugesti, sedih dan senang berkamauan dan sebagainya. Dan ini adalah tanda-tandanya /gejala gejalanya kehidupan kejiwaan.
Dari sinilah munculnya definisi bahwa psikologi adalah ilmu tentang gejala-gejala jiwa. Gejala-gejala jiwa itu kita hayati secara serempak bersama-sama, tidak secara terpisah sendiri-sendiri. Kita berpikir misalnya pada saat yang bersamaan kita pun menghayati perasaan tertentu, keinginan atau kehendak tertentu dan sebagainya. Namun penghayatan itu tidak dapat kita hayati yang dapat kita hayati adalah kelakuannya, tingkah lakunya. Atas dasar ini orang lalu mendefinisikan psikologi itu sebagai studi tentang tingkah laku; dengan mengamati tingkah laku, diperoleh pengertian tentang penghayatan rohaniah.
Menurut aliran behaviorisme, psikologi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang menekankan kepada perilaku manusia (perbuatan dan ucapannya baik yang dipelajari maupun yang tidak dipelajari) sebagai pokok masalah kajian (Watson, 1919), adapun yang menjadi objek material dari kajian psikologi adalah: perilaku manusia yang nampak (overt behavior) yang bersifat objektif dan dapat diamati, dan perilaku yang tidak nampak ( covert behavior).
Psikologi sebagai suatu disiplin ilmu mengalami perkembangan yang sangat pesat. Psikologi terbagi ke dalam dua bagian yaitu psikologi umum (general psychology) yang mengkaji perilaku individu pada umumnya dan psikologi khusus yang mengkaji perilaku individu dalam situasi khusus.
B. KAWASAN PSIKOLOGI
Cabang cabang Psikologi.
Psikologi mempunyai kawasan yang cukup luas. Psikologi dapat dibedakan menjadi psikologi umum atau psikologi teoretik dan khusus, ada yang teoretik ada pula yang terapan atau praktis. Psikologi umum mempelajari gejala-gejala jiwa secara umum, berisikan prinsip-prinsip asasi tingkah laku manusia. Sedangkan psikologi khusus mempelajari gejala-gejala jiwa khusus pada aspek kehidupan tertentu.
Psikologi umum adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala kejiwaan atau tingkah laku manusia secara umum yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati. Sedangkan psikologi khusus merupakan cabang-cabang atau subdisiplin psikologi yang mempelajari gejala-gejala kejiwaan atau perilaku sekelompok manusia secara khusus yang sesuai dengan bidang kajian. Adapun bidang-bidang psikologi khusus, atau sub disiplin psikologi menjadi beberapa bagian,
1. psikologi perkembangan,
psikologi ini mempelajari perubahan perubahan yang menentukan pertumbuhan dan kematangan individu, sejak dari lahir sampai meninggal dunia, pada psikologi perkembangan mutakhir juga meliputi penerapan penemuan penemuan penelitiannya pada program program pendidikan.2. psikologi anak;
psikologi ini mempelajari perilaku anak-anak sejak dari sebelum lahir sampai tahun-tahun menjelang kematangan.3. psikologi remaja,
yaitu psikologi yang mempelajari perilaku anak selama masa remaja, biasanya dari umur 12 tahun sampai umur 20 tahun.4. psikologi orang dewasa,
yaitu studi tentang perilaku individu- individu setelah masa remaja.5. psikologi sosial,
psikologi ini menelaah tingkah laku individu individu dalam situasi kelompok, antar hubungan individu individu, atau antar kelompok.6. psikologi abnormal,
yaitu psikologi yang mempelajari perilaku perilaku menyimpang orang-orang yang mengalami gangguan atau kelainan mental dan emosional.7. psikologi patologi,
sering juga disebut psikopatologi, adalah ilmu yang mempelajari penyakit jiwa.8. psikologi klinis,
yaitu cabang psikologi yang membidangi diagnosis dan penyembuhan gangguan gangguan dan kelainan. kelainan mental, emosional dan tingkah laku.9. psikologi kepribadian,
yaitu cabang psikologi yang terutama menangani telaah tentang sifat dan watak manusia.10. psikologi physiological,
yaitu psikologi yang khusus mempelai jari struktur anatomi dan berfungsinya organ-organ tubuh, khususnya sistem syaraf.11. psikologi eksperimental,
suatu bagian dari psikologi yang mempelajari kenyataan-kenyataan psikologi melalui eksperimen eksperimen. Untuk keperluan ini digunakan laboratorium atau situasi-situasi yang terkendali12. psikologi industri,
suatu cabang psikologi yang menerapkan prinsip-prinsip psikologi dalam bisnis dan industri mengembangkan dan menyelenggarakan tes untuk mengetahui bakat mengadakan lokakarya-lokakarya dan menyusun program program yang berkenaan dengan motivasi, manajemen, antar pribadi dan bidang-bidang lain yang terkait.13. psikologi dinamik,
yaitu psikologi yang khusus menggarap masalah-masalah tenaga batin, dorongan-dorongan dan motif motif yang mempengaruhi perilaku orang seorang atau pun kelompok.14. psikologi pendidikan,
psikologi ini menangani masalah belajar membicarakan aplikasi prinsip-prinsip psikologi dalam mengajar dan belajar; mengembangkan dan menerapkan program-progray belajar.15. bimbingan dan konseling,
berisikan penilaian dan bantuan konseling bagi masalah-masalah perilaku, emosi dan masalah masalah lain yang belum perlu ditangani di rumah sakit atau klinik: juga merupakan bantuan bagi pihak lain dalam hal karir, perkawinan, dan sebagainya.16. psikometri,
cabang ini khusus menangani masalah tes dan peng ukuran karakteristik karakteristik kejiwaan; mengembangkan tes dan alat-alat pengukuran.Demikian antara lain cabang-cabang psikologi yang termasuk dalam kawasan psikologi.
C. PENGERTIAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Secara etimologis, psikologi berasal dari bahasa Yunani yaitu "psyche yang berarti jiwa, dan "logos" berarti ilmu pengetahuan. Pendidikan pada hakekatnya adalah suatu interaksi, suatu hubungan timbal balik, suatu two-way process, proses dua arah, antara pendidik dan anak didik. Dalam situasi dimana yang ada hanya pendidik tanpa adanya anak didik, dan sebaliknya yang ada hanya anak didik tanpa adanya pendidik, tidak akan terjadi pendidikan. "Dwitunggal" ini merupakan intinya proses pendidikan. Sudah barang tentu hal ini tidak berarti bahwa faktor tujuan, alat dan lingkungan tidak penting, hanya saja ketiga faktor ini lebih berupa pengarah (tujuan), penunjang (alat) dan prasarana (lingkungan). Hal ini memang demikian sebab fungsi pendidikan adalah menyediakan apa saja yang diperlukan untuk mengembangkan anak didik.
Menurut Dimyati Mahmud (1990) pendidikan itu adalah usaha sadar, sengaja dan bertanggung jawab yang di lakukan oleh pendidik untuk membawa anak didik ke tingkat dewasa. Lebih lanjut Dimyati Mahmud membatasi pengertian psikologi pendidikan sebagai berikut:
a. Psikologi pendidikan adalah aplikasi/penerapan prinsip-prinsip psikologi dalam dunia pendidikan. Batasan ini bersifat abstrak dan umum, belum begitu jelas.
Catatan :
perkataan aplikasi/penerapan berarti penggunaan. istilah prinsip-prinsip psikologi mempunyai makna ketentuan ketentuan ilmiah pokok di bidang psikologi.
istilah dunia pendidikan mencakup pendidikan formal pendidikan informal; jadi meliputi pendidikan di sekolah, masyarakat dan rumah/keluarga.
b. psikologi pendidikan ialah aplikasi/penerapan prinsip-prinsip ilmiah tentang tingkah laku manusia dalam dunia pendidikan
Catatan :
istilah prinsip-prinsip ilmiah tentang tingkah laku manusia di sini lebih jelas dan spesifik.
c. psikologi pendidikan ialah aplikasi/penerapan prinsip-prinsip ilmiah tentang tingkah laku manusia yang mempengaruhi proses mengajar dan proses belajar.
Catatan : definisi ini membatasi diri dengan pengkhususan pada formal (sekolah).
Psikologi pendidikan yaitu ilmu yang membahas segi-segi psikologi dalam lapangan pendidikan. Dari sudut tingkah laku dan per buatan manusia dalam segala macam situasi, maka psikologi pendidikan adalah studi ilmiah mengenai tingkah laku individu dalam situasi pendidikan. (Mustaqim & Abdul Wahab:2010) Tujuan psikologi pendidikan ialah mempelajari tingkah laku manusia dan perubahan tingkah laku itu sebagai akibat proses dari tangan pendidikan dan berusaha bagaimana suatu tingkah laku itu seharusnya diubah, dibimbing melalui pendidikan. Dengan kata lain ahli psikologi pendidikan berusaha untuk mempelajari, menganalisa, dan memimpin proses pendidikan sedemikian rupa sehingga mendapatkan suatu sistem pendidikan yang efisien.
Sementara itu Iskandar (2009), mengartikan psikologi pendidikan sebagai salah satu cabang psikologi yang secara khusus mengkaji perilaku individu dalam konteks situasi pendidikan dengan tujuan untuk menemukan berbagai fakta, generalisasi dan teori-teori psikologi berkaitan dengan pendidikan, yang diperoleh melalui metode ilmiah tertentu, dalam rangka pencapaian efektivitas proses pendidikan.
D. PSIKOLOGI PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN
Dapatkah psikologi pendidikan itu dikatakan sebagai suatu ilmu pengetahuan? Untuk menjawab pertanyaan tersebut perlu dijelaskan terlebih dahulu apakah syarat-syarat ilmu pengetahuan itu dan apakah syarat-syarat itu ada pada psikologi pendidikan. Bila syarat-syarat itu telah dimiliki, maka dengan demikian psikologi pendidikan dapat tergolong sebagai suatu ilmu pengetahuan. Sebaliknya bila syarat-syarat itu tidak ada, maka psikologi pendidikan tidak dapat dikatakan suatu ilmu pengetahuan. Di bawah ini akan dikemukakan syarat-syarat ilmu pengetahuan yang ada pada umumnya serta persetujuan antara para ahli ilmu pengetahuan sebagai berikut :
1. Syarat pertama ialah ilmu itu harus ada obyeknya, tiap-tiap ilmu pengetahuan harus mempunyai obyek tertentu, obyek itu dapat sesuatu yang berwujud, misalnya psikologi kimia dan ada pula sesuatu yang tidak berwujud (sesuatu yang abstrak) .
2. Syarat kedua ialah ilmu itu disusun secara sistematis. Ilmu harus disusun secara teratur sehingga bagian-bagiannya tidak bertentangan satu sama lain, tetapi merupakan satu kesatuan yang lengkap.
3. Syarat ketiga ilmu itu harus memiliki metodologi tertentu. Syarat ketiga ini sebenarnya erat sekali hubunganya dengan syarat kedua sebab teratur tidaknya dari hasil penyelidikan tergantung kepada cara-cara mengatur nya, yang mana hal ini temasuk lapangan/bagian methodology.
syarat-syarat di atas terdapat pada psikologi pendidikan. Obyek psikologi pendidikan sudah jelas. Para ahli psikologi pendidikan menyadari adanya masalah pendidikan, kemudian dengan secara hati-hati mengadakan penyelidikan secara teliti. Ia dalam menyusun teori dan hukum selalu didasarkan atas hasil penyelidikan yang mempergunakan methode-methode yang biasa dipergunakan dalam lapangan ilmu pengetahuan lainnya seperti metode experimen, observasi dan sebagainya. Ia atas dasar hipotesis tertentu bekerja dengan cara-cara tertentu pula untuk menguji benar tidaknya hipotesis itu yang kemudian mempraktekkan penemuan dari studinya itu dalam lapangan pendidikan.
Psikologi pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu ilmu pengetahuan karena didalamnya telah memiliki kriteria persyaratan suatu ilmu, yakni :
a) Ontologis;
obyek dari psikologi pendidikan adalah perilaku-perilaku individu yang terlibat langsung maupun tidak langsung dengan pendidikan, seperti pendidik administrator, orang tua peserta didik dan (stakeholders) masyarakat pendidikan.b) Epistemologis;
teori-teori, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan dalil-dalil psikologi pendidikan dihasilkan berdasarkan kajian ilmiah (rasional, sistematis, dan empiris) melalui berbagai studi longitudinal maupun studi cross sectional, baik secara pendekatan kualitatif maupun pendekatan kuantitatif.c) Aksiologis;
manfaat dari psikologi pendidikan terutama sekali berkenaan dengan pencapaian efisiensi dan efektivitas proses pendidikan (Ahmad Sudrajat, 2008).Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang didalamnya melibatkan banyak orang, diantaranya peserta didik, pendidik, administrator, masyarakat (stakeholders) dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu, agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka setiap orang yang terlibat dalam pendidikan tersebut seyogyanya dapat memahami tentang perilaku individu, kelompok maupun sosial sekaligus dapat menunjukkan perilakunya secara efektif dan efisien dalam proses pendidikan.
Salah seorang guru besar psikologi University of New York City, Arthur S. Rober (1988) dalam Muhibbin (1995: 12) psikologi pendidikan merupakan subdisiplin ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah-masalah kependidikan yang berguna dalam hal-hal, sebagai berikut:
(a) Penerapan prinsip-prinsip dalam kelas.
(b) Pengembangan dan pembaruan kurikulum.
(c) Ujian evaluasi bakat dan kemampuan.
(d) Sosialisasi proses-proses dan interaksi proses-proses tersebut dengan pendayagunaan ranah kognitif
(e) Peneyelenggaraan pendidikan keguruan.
Psikologi pendidikan pada dasarnya merupakan sebuah disiplin ilmu psikologi (subdisiplin ilmu psikologi) yang menyelidiki masalah-masalah psikologis yang terjadi dalam dunia pendidikan. Hasil kajian psikologis ini dirumuskan di dalam bentuk konsep, teori, dan metode yang dapat diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah yang berhubungan dengan proses pengajaran dan pembelajaran dalam pendidikan.
E. RUANG LINGKUP PSIKOLOGI PENDIDIKAN
psikologi pendidikan adalah suatu ilmu pengetahuan yang usia sangat muda. Memang pada zaman Herbert dan Pestalozi telah berusaha memasukkan psikologi dalam lapangan pendidikan, akan tetapi cara bekerja mereka masih didasarkan atas hasil renungan semata-mata tanpa diuji kebanarannya dengan penyelidikan empiris. Dengan demikian psikologi pendidikan pada zaman Herbart dan Pestalozi masih dalam lingkungan filsafat. Psikologi pendidikan baru merupakan ilmu yang sebenarnya dalam arti sebagai ilmu yang bersifat empiris, baru timbul pada abad ke 20. Thorndike orang yang pertama mengarang buku psikologi pendidikan yang didasarkan atas hasil-hasil penyelidikan empiris experimentail pada tahun 1913.
Pada umumnya isi atau daerah psikologi pendidikan dapat dibagi menjadi 4 golongan :
1. Pertumbuhan dan perkembangan individu yang dibicarakan di antaranya hereditas dan lingkungan perlengkapan dasar dan ajar manusia, teori-teori dari pertumbuhan dan perkembangan individu.
2. Masalah belajar (Bahasa Pengajaran) dan perbuatan belajar. Ini termasuk pembatasan belajar bagaimana proses motif dan faktor yang mempengaruhi hasil perbuatan belajar, metode belajar, teori belajar dan alat perlengkapannya yang akan dibahas secara tuntas dan mendalam lagi mendasar di kemudian.
3. Pengukuran dan penilaian. Prinsip-prinsip dari testing, penggunaannya dalam pengukuran kecerdasan dan hasil-hasil perbuatan belajar faedah testing untuk pekerjaan sekolah.
4. Penyuluhan dan bimbingan. Yang dibicarakan di antaranya dasar dasar dari penyuluhan dan bimbingan, macamnya serta tujuannya termasuk persoalan mental - hygiene di sekolah. (Mustaqim & Abdul Wahab:2010)
F. FUNGSI PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Adapun fungsi psikologi pendidikan ialah :
1. meningkatkan dan memperbaiki efektifitas mengajar.
2. mengusahakan agar belajar lebih bertujuan, hemat dan hasilnya permanen
3. mendorong dicapainya kesehatan jasmani rohani, mental dan emosional oleh para guru dan murid.
Fungsi psikologi, pendidikan dan psikologi pendidikan berada di sekitar karakteristik-karakteristik dasar kepribadian manusia, tetapi maksud dan tujuan yang ingin dicapai oleh masing-masing tidaklah sama. Psikologi berfungsi menciptakan generalisasi-generalisasi dan prinsip-prinsip yang dapat dianggap sebagai dasar-dasar tingkah laku manusia. Pendidikan berupaya mengembangkan teori-teori tentang "kehidupan yang baik", diletakkannya maksud dan tujuan pendidikan, dan disusun kurikulum-kurikulum yang dapat digunakan untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut. Sedangkan psikologi pendidikan bertugas untuk menentukan situasi-situasi belajar, pendekatan pendekatan dan tehnik-tehnik mengajar yang dapat menjadi pembentuk pembentuk kepribadian yang efektif.
Dengan perkataan lain, fungsi psikologi ialah lebih memahami seseorang sebagai pola tingkah lakunya yang utuh dan terpadu pada setiap taraf perkembangannya. Pendidikan bertugas membentuk kepribadian, sedangkan psikologi pendidikan memusatkan perhatiannya pada motivasi batiniah murid dan beraneka ragam stimulasi lingkungan yang dapat mempunyai pengaruh yang tidak kecil terhadap perkembangan pribadi murid. Psikologi melukiskan dan menjelaskan apa kepribadian itu, pendidikan merekomendasikan apa untuk membentuk kepribadian tersebut, sedangkan psikologi pendidikan menyarankan kapan dan bagaimana proses pendidikannya berlangsung. (Dimyati Mahmud :1990)
G. ARTI DAN MANFAAT PSIKOLOGI BAGI GURU
Pendapat yang demikian seakan-akan mengemukakan anak sebagai benda-benda mati yang dapat diperlakukan menurut kehendak guru. Akan tetapi dengan terjadinya perkembangan yang luas dalam lapangan ilmu pengetahuan psikologi pada umumnya dan psikologi anak pada khususnya, perkembangan perkembangan mana disebabkan oleh adanya penyelidikan yang bersifat empiris eksperimental dalam lapangan itu anggapan di atas mulai berubah. Perubahan itu mulai timbul pada abad ke 19 orang mulai menyadari dan menginsapi bahwa pengetahuan secara mendalam mengenai mata pelajaran yang diberikan belum cukup untuk menjadi guru yang baik. Di samping itu ada pula dibutuhkan pengetahuan-pengetahuan pelengkap untuk menyiapkan guru secara profesional, pendapat baru itu makin lama makin luas pengaruhnya sehingga dalam abad ini negara-negara yang telah maju telah mendidik tenaga-tenaga ahli yang khusus untuk jabatan guru.
Tenaga-tenaga itu semata-mata ahli dalam pelajaran yang akan diberikan kepada anak didik tetapi juga menguasai cara-cara yang baik untuk memberikan mata pelajaran itu ditinjau dari segi psikologi dan pendidikan. Hal yang demikian itu sebenarnya merupakan suatu hal yang wajar. Seorang guru harus menguasai mata pelajaran yang diberikan tetapi perlu juga memahami mereka yang dipimpinnya dalam proses pendidikan. Seorang guru yang tidak mengetahui tentang sifat hakikat anak dan tidak tahu cara memperlakukan anak sesuai dengan sifat dan hakikatnya seperti halnya dengan petani yang hanya mengerti tentang pupuk dan tanah, tetapi tidak ada pengetahuan mengenai sifat sifat tanaman yang diberi pupuk itu. Akibatnya pupuk itu mungkin diberikan dengan cara berlebih-lebihan (keliru), ditempatkan di bagian bagian akar yang tidak tepat, diberikan pada waktu yang salah bahkan mungkin pupuk itu diberikan terlalu banyak atau sebaliknya sehingga tidak sesuai dengan kebutuhannya (tanam-tanaman yang di pupuknya). Dengan uraian di atas jelaslah bahwa pengetahuan psikologi pendidikan merupakan salah satu pengetahuan yang perlu dipelajari dan dipahami oleh seorang guru agar dapat menjalankan tugas sebagai guru dengan cara yang sebaik-baiknya.
__________________________
Iskandar,2009, psikologi pendidikan, Jakarta; gp press.
Mustaqim &Abdul wahib, 2010, psikologi pendidikan, Jakarta; Rineka
Dimyati Mahmud, 1990, psikologi pendidikan, Yogyakarta: bpfe
Bagikan Artikel
Komentar
Posting Komentar