Komponen Komponen Keterampilan Mengelola Kelas.
Komponen Komponen Keterampilan Mengelola Kelas. |
Kelas merupakan suatu kelompok orang yang melakukan aktivitas belajar secara bersama-sama, dengan bimbingan dan pengajaran dari guru. Pengertian ini jelas meninjaunya dari segi anak didik, karena dalam pengertian tersebut ada frase "kelompok orang". Pendapat ini sejalan dengan pendapat Suharsimi Arikunto yang mengemukakan pengertian kelas dari segi anak didik. Lebih mendalam Suharsimi Arikunto mengatakan: di dalam didaktik terkandung suatu pengertian umum mengenai kelas, yaitu sekelompok siswa yang pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama.
Dengan demikian pengelolaan kelas adalah kemampuan guru untuk menciptakan dan menjaga kondisi belajar yang optimal dan mengendalikannya bila terjadi hal-hal yang dapat mengganggu suasana pembelajaran.
KOMPONEN KOMPONEN KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS.
Secara umumnya komponen keterampilan pengelolaan kelas dibagi menjadi dua bagian, yaitu keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat preventif) dan keterampilan yang berhubungan dengan pengembangan kondisi belajar yang optimal.
1) Keterampilan yang Berhubungan dengan Penciptaan dan Pemeliharaan Kondisi Belajar yang Optimal (Bersifat Preventif)
Keterampilan ini berhubungan dengan kompetensi guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran serta aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan keterampilan sebagai berikut :
a) Sikap Tanggap
Guru harus bersikap tanggap terhadap segala aktivitas belajar dan kegiatan siswa di kelas:(1) Memandang secara seksama ke seluruh sudut ruangan dan kepada seluruh siswa secara bergantian(2) Gerak mendekati, yaitu guru mendekati siswa yang menimbulkan gangguan atau kepada siswa yang menunjukkan aktivitas belajar dengan baik dan tekun di kelas.(3) Memberi pernyataan positif terhadap perilaku siswa baik dan positif serta pernyataan nasehat atau teguran terhadap perilaku yang bersifat negatif siswa.(4) Memberi reaksi terhadap gangguan dan ketak acuhan yang dilakukan atau diakibatkan oleh siswa.
b) Membagi Perhatian
Pengelolaan kelas yang efektif terjadi bila guru mampu membagi perhatiannya kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang sama. Membagi perhatian dapat dilakukan dengan cara:(1) Visual, yaitu dengan pandangan mata atau gerakan tubuh lainnya. (2) Verbal, yaitu dengan kata-kata
c) Pemusatan Perhatian
Kelompok Guru mengambil inisiatif dan mempertahankan perhatian siswa dan memberitahukan (dapat dengan tanda-tanda)bahwa ia bekerja sama dengan kelompok atau sub kelompok yang terdiri dari tiga sampai empat orang. Untuk itu ada beberapa hal yang dapat dilakukan guru yaitu:(1) Memberi tanda(2) Pertanggungan jawab(3) Pengarahan dan petunjuk yang jelas(4) Penghentian(5) Penguatan(6) Kelancaran (Smoothnees)Untuk kelancaran proses pembelajaran hal dibawah ini harus dihindari(1) Bertele-tele (Overdwelling)(2) Mengulangi penjelasan yang tidak perlu.
2) Keterampilan yang Berhubungan dengan Pengembangan Kondisi Belajar yang Optimal.
Keterampilan ini berkaitan dengan sikap tanggap guru terhadap gangguan yang disebabkan oleh siswa yang berkelanjutan, dan bertujuan mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Apabila terdapat siswa yang menimbulkan gangguan yang berulang-ulang walaupun guru telah menggunakan tingkah laku dan tanggapan yang sesuai, akan tapi belum juga berhasil sebaiknya guru meminta bantuan kepala sekolah, konselor sekolah, atau orang tua siswa, untuk membantu mengatasinya. Dalam batas tingkatan tertentu guru dapat menggunakan seperangkat strategi untuk tindakan perbaikan terhadap tingkah laku siswa yang terus-menerus menimbulkan gangguan di kelas.
Menurut Mulyasa strategi yang dapat dikembangkan adalah sebagai berikut :
a) Modifikasi Tingkah Laku, dengan cara cara:(1) Mengajarkan perilaku baru dengan contoh dan pembiasaan(2) Meningkatkan perilaku yang baik melalui penguatan(3) Mengurangi perilaku buruk dengan hukuman.
b) Pendekatan pemecahan masalah kelompok melalui:(1) peningkatan kerja sama dan keterlibatan(2) menangani konflik dan memperkecil masalah yang timbul
c) Menemukan dan mengatasi perilaku yang menimbulkan masalah dengan cara-cara:(1) Pengabaian yang direncanakan.(2) Campur tangan dengan isyarat(3) Mengawasi secara ketat.(4) Mengakui perasaan negatif peserta didik.(5) Mendorong peserta didik untuk mengungkapkan perasaannya. (6) Menjauhkan benda-benda yang dapat mengganggu konsentrasi.(7) Menyusun kembali program belajar.(8) Menghilangkan ketegangan dengan humor(9) Mengekang secara fisik.
__________________________
Sumber
Lalu Muhammad Azhar, 1993, proses belajar mengajar pola CBSA, Surabaya; usana offset
Syaiful Bahri djamarah & aswan Zain, 2002, strategi belajar mengajar, Jakarta; Rineka cipta
Supardi dkk, 2009, profesi keguruan, Jakarta; diadit media.
Ahmad rohani, 2004 pengelolaan pengajaran, Jakarta, Rineka cipta.
Bagikan Artikel
Komentar
Posting Komentar