Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas (Manajemen Kelas)
Sebagai kelanjutan dari tulisan-tulisan sebelumnya tentang manajemen kelas, maka kali ini blog penelitian tindakan kelas akan menyajikan tulisan tentang prinsip-prinsip yang dapat dipergunakan untuk pengelolaan kelas.
Djamarah, Syaiful Bahri (2002) dalam buku Strategi Belajar Mengajar yang diterbitkan oleh Rineka Cipta, Jakarta menyebutkan bahwa untuk mereduksi permasalahan atau gangguan dalam pengelolaan kelas manajemen kelas guru dapat dipergunakan beberapa prinsip-prinsip pengelolaan kelas. Beberapa prinsip pengelolaan kelas itu adalah sebagai berikut.
1. Kehangatan dan antusiasme
2. Tantangan
3. Variasi
4. Luwes
5. Penekanan pada hal-hal positif
6. Penanaman disiplin
Baiklah, untuk lebih jelasnya apa saja yang dimaksud sebagai prinsip-prinsip di atas, marilah kita baca uraiannya berikut ini.
Kehangatan dan antusiasme
Bagaimana rasanya jika suatu ketika anda sendiri bertemu dengan seseorang yang dalam berkomunikasi dengan anda terasa demikian hangatnya? Ia tersenyum, dengan wajahnya yang manis (tidak masam) berbicara kepada anda. Kata-katanya lembut dan menenangkan, atau paling tidak ia selalu berkata-kata sopan dan menampakkan bagaimana ia menghargai anda sebagai lawan bicara. Pasti menyenangkan bukan? Nah demikian juga halnya dengan siswa. Dalam melaksanakan pengelolaan kelas (manajemen kelas), setiap guru yang berkomunikasi dengan siswa-siswanya haruslah menunjukkan kehangatan. Walapun kesan kehangatan ini sifatnya implisit (tidak diungkapkan secara langsung dengan kata-kata), akan tetapi bagaimana guru bertutur dan bersikap kepada siswanya akan memberikan kesan tertentu bagi mereka. Guru juga selain menunjukkan sifat hangat bersahabat, juga harus menunjukkan antusiasme. Antusiasme dapat terpancar dari cara anda bergerak, bagaimana roman muka anda, dan kata-kata yang terlontar dari mulut anda. Tunjukkanlah selalu, bahwa anda dalam menjalankan profesi sebagai seorang guru selalu antusias selama proses pembelajaran belangsung di kelas, bahkan saat bertemu siswa di luar jam pelajaran (di luar kelas).
Tantangan
Kata-kata, tindakan, cara kerja, bahan-bahan, atau apapun yang anda gunakan di kelas dalam rangka proses pembelajaran haruslah bersifat menantang. Guru dapat membuat mereka tertantang dengan cara-cara yang kreatif yang selalu hadir dengan sesuatu yang baru yang sifatnya tidak terlalu mudah (tidak menantang) atau tidak terlalu sulit (karena dapat membuat anak frustasi dan merasa tidak mampu). Penting bagi guru untuk dapat melaksanakan prinsip ini, adalah dengan mengetahui kemampuan atau pengetahuan awal yang telah dimiliki oleh siswa (prior knowledge) sehingga guru dapat merancang tugas belajar yang berada sedikit di atas kemampuan awal tersebut. Jika guru selalu mengajar dengan penuh tantangan kepada siswa-siswanya, maka pengelolaan atau manajemen kelas akan lebih mudah dilakukan. Perilaku-perilaku yang menyimpang dari kegiatan pembelajaran yang telah dipersiapkan oleh guru akan dapat direduksi atau bahkan tidak akan muncul sama sekali. Tantangan belajar yang baik akan memicu munculnya rasa ingin tahu siswa sehingga mereka akan berusaha secara aktif terlibat dalam proses belajar mengajar yang dilakukan di kelasnya.
Variasi
Variasi yang harus dilakukan guru dalam proses pembelajaran di kelasnya adalah hal yang mutlak. Jika guru ingin sukses mengelola pembelajaran siswa, maka variasi pembelajaran merupakan salah satu faktor penting yang tidak dapat dianggap remeh. Melakukan variasi dalam hal-hal seperti strategi pembelajaran, metode mengajar, setting pembelajaran, materi dan bahan ajar, atau apapun dalam pembelajaran akan membuat siswa merasa akan selalu ada yang baru dalam pembelajaran guru. Mereka akan terhindar dari kebosanan bahkan akan menanti-nantikan kehadiran dan pembelajaran bersama guru yang bersangkutan. Siswa akan senang karena ada saja hal-hal baru yang akan di dapatkan dari guru, baik itu pengalaman belajar yang bermakna maupun pengetahuan dan keterampilan.
Luwes
Begitu dinamisnya sebuah kelas dengan beragam siswa yang ada di dalamnya, membuat guru harus luwes dalam melakukan pengelolaan kelas (manajemen kelas). Tidak bisa dihindari, pembelajaran dari waktu ke waktu membutuhkan guru yang responsif dan cepat tanggap terhadap situasi-situasi yang terbentul. Guru harus luwes dalam menentukan dan memilih alternatif-alternatif tindakan untuk mengelola kelasnya supaya tetap berjalan kondusif untuk proses pembelajaran.
Penekanan pada hal-hal positif
Pembelajaran yang dilakukan oleh guru tentunya dimaksudkan juga untuk menanamkan nilai-nilai atau hal-hal yang bersifat positif. Guru yang dapat menghindarkan siswa dari pemusatan perhatian pada hal-hal yang negatif. Contoh konkret dari prinsip penekanan pada hal-hal positif misalnya penekanan yang dilakukan guru terhadap tingkah laku siswa yang positif daripada mengomeli tingkah laku yang negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penguatan yang positif dan kesadaran guru untuk menghindari kesalahan yang dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar.
Penanaman disiplin
Salah satu bagian terpenting dari manajemen atau pengelolaan kelas adalah penanaman disiplin. Setiap siswa harus belajar berdisiplin. Disiplin di sini bukan bermakna kekerasan, tetapi disiplin yang berlandaskan pada kesadaran diri siswa itu sendiri bahwa belajar disiplin itu penting. Cara termudah menanamkan displin kepada siswa adalah dengan menjadi teladan bagi siswa. Guru dapat menunjukkan secara tidak langsung bagaimana mengendalikan diri dan melaksanakan sebuah tanggung jawab. Seorang guru tidak akan berhasil mengelola kelasnya untuk berdisiplin jika ia sendiri terlihat tidak disiplin di mata siswa.
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2014/10/prinsip-prinsip-pengelolaan-kelas.html?m=1
Bagikan Artikel
Komentar
Posting Komentar