Paragraf Narasi : Pengertian , Ciri -Ciri, Jenis Jenis
Pengertian Paragraf Narasi
Narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Oleh sebab itu, unsur yang paling penting pada sebuah narasi adalah unsur peristiwa atau tindakan (Keraf, 1983:136). Unsur peristiwa atau tindakan itu harus dalam suatu rangkaian waktu. Unsur peristiwa dan tindakan itu pulalah yang membuat narasi tampak hidup dan dinamis dalam suatu rangkaian waktu. Jadi, narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca tentang tindak tanduk (perbuatan) yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang telah terjadi dalam suatu kesatuan waktu Dengan narasi orang akan menjawab pertanyaan: "Apa yang telah terjadi?
Ciri-ciri Paragraf Narasi
Saudara, ciri-ciri paragraf narasi yang paling mudah diidentifikasi adalah adanya pola secara sederhana berbentuk susunan dengan urutan awal tengah - akhir (Wikipedia, 2011).
a Awal narasi biasanya berisi pengantar yaitu memperkenalkan suasana dan tokoh Bagian awal harus dibuat menarik agar dapat mengikat pembaca
b. Bagian tengah merupakan bagian yang memunculkan suatu konflik Konflik lalu diarahkan menuju klimaks cerita. Setelah konflik timbul dan mencapai klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan mereda.
с. Akhir cerita yang mereda ini memiliki cara pengungkapan bermacam macam Ada yang menceritakannya dengan panjang, ada yang singkat, ada pula yang berusaha menggantungkan akhir cerita dengan mempersilakan pembaca untuk menebaknya sendiri.
Jenis Jenis Paragraf Narasi
Antara satu kisah dengan kisah yang lain terdapat perbedaan, minimal yang menyangkut tujuan atau sasaran pembacanya. Berdasarkan perbedaan itu jenis narasi dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu: (1) narasi ekspositoris atau narasi teknis, dan (2) narasi sugestif
a. Narasi ekspositoris
Narasi ekspositoris adalah narasi yang hanya bertujuan untuk memberikan informasi kepada pembaca agar wawasannya bertambah luas (memperluas pengetahuan orang). Dengan narasi ekspositoris penulis ingin menggugah pikiran pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan Sasaran utamanya adalah rasio, yaitu berupa perluasan pengetahuan para pembaca sesudah membaca kisah tersebut. Narasi ekspositoris dapat bersifat: (1) umum (generalisasi) dan dapat pula bersifat (2) khusus atau khas.
Narasi ekspositoris yang bersifat umum
adalah narasi yang menyampaikan suatu proses atau peristiwa yang umum yang dapat dilakukan oleh siapa saja, dan dapat pula dilakukan secara berulang-ulang. Dengan melaksanakan tipe atau pola kejadian itu secara berulang-ulang, maka seseorang dapat memperoleh kemahiran yang tinggi mengenai hal itu.
Narasi ekspositoris yang bersifat khusus atau khas
adalah narasi yang berusaha mengisahkan suatu peristiwa yang khas, yang hanya terjadi satu kali. Peristiwa khas adalah peristiwa yang tidak dapat diulang kembali. karena merupakan pengalaman atau kejadian pada suatu waktu tertentu. misalnya pengalaman pertama diterima di perguruan tinggi setelah lulus SLTA, pengalaman pertama diterima masuk menjadi karyawan Departemen Agama, pengalaman pertama kali naik haji. dan pengalaman pertama kali naik pesawat terbang.
b. Narasi sugestif
Narasi sugestif adalah narasi yang berusaha memberi makna atas peristiwa atau kejadian itu sebagai suatu pengalaman Sasaran utama narasi sugestif adalah makna peristiwa atau kejadian sehingga menimbulkan atau merangsang imajinasi atau daya khayal pembaca. Pembaca menarik suatu makna baru di luar apa yang diungkapkan secara eksplisit atau yang tersurat dalam teks. Makna baru yang melibatkan daya imajinasi pembaca itu sesuatu yang implisit atau tersirat. Pembaca memperoleh makna baru itu tentu setelah membaca keseluruhan narasi yang disajikan.
1. Narasi Fakta
Jika sebelumnya sudah di sebutkan perbedaan antara narasi ekspositoris dan narasi sugestif, maka narasi pun dapat dibedakan atas dasar fakta dan fiktifnya. Narasi yang berdasarkan pada fakta atau nonfiktif ada beberapa bentuk khusus, yaitu (a) otobiografi dan biografi yang bersisi sejarah riwayat hidup seorang tokoh, (b) anekdot dan insiden yang dialami oleh seorang tokoh, (c) sketsa, dan (d) profil. Sementara itu, semua jenis karya sastra termasuk narasi fiktif atau rekaan. Untuk itu marilah kita bicarakan empat bentuk narasi khusus yang berdasarkan fakta tersebut.
A. Otobiografi dan biografi
Perbedaan antara otobiografi dan biografi terletak pada narator (pengisah, pencerita)-nya, yaitu siapa yang berkisah atau bercerita dalam wacana itu Narator dalam otobiografi adalah tokohnya sendiri, sedangkan narator dalam biografi adalah orang lain. Keduanya mempunyai kesamaan, yaitu menyampaikan kisah yang menarik mengenai kehidupan dan pengalaman pengalaman pribadi. Otobiografi dan biografi dapat ditulis secara ringkas untuk keperluan penerbitan dalam media massa cetak atau elektronik, seperti majalah, surat kabar, dan internet; ditulis sangat ringkas untuk lema ensiklopedia. Namun, dapat juga ditulis utuh tersendiri melalui penelitian yang panjang menjadi sebuah buku otobiografi atau biografi
B. Anekdot dan insiden
Anekdot dan insiden sering berfungsi sebagai bagian dari otobiografi biografi, atau sejarah seorang tokoh Anekdot dan insiden mengisahkan suatu rangkaian tindak-tanduk atau perbuatan dalam suatu unit waktu tersendiri. Atas alasan ini sebenarnya anekdot dan insiden dapat dikeluarkan dari induk ceritanya tanpa mengganggu kesatuan cerita induknya Oleh sebab itu, anekdot dan insiden dapat ditulis sebagai narasi yang independen, kisah yang berdiri sendiri.
C. Sketsa
Sketsa adalah suatu bentuk wacana yang singkat dan dikembangkan dengan menggunakan detail-detail yang terpilih berdasarkan suatu kerangka perbuatan yang naratif Tujuan utama sketsa adalah menyajikan hal-hal yang penting dari suatu peristiwa atau kejadian secara garis besar dan selektif, dan bukan untuk mengisahkan sesuatu kejadian secara lengkap.
D. Profil
Kata profil diturunkan dari bahasa Latin: pro + filo, pro berarti 'di muka atau ke muka'; dan filum berarti 'garis', 'benang', atau 'kerangka'. Dalam bahasa Indonesia kata profil berarti: (1) pandangan dari samping (tentang wajah orang): (2) lukisan gambar orang dari samping: sketsa biografis. (3) penampang (tanah, gunung, daerah, dan sebagainya): (4) grafik atau ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal yang khusus (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001:897).
Seperti yang tercermin dalam pengertian istilah yang dipergunakan untuk menyebut wacana ini, profil memperlihatkan ciri-ciri utama dari seorang tokoh yang dikisahkan berdasarkan suatu kerangka yang telah digariskan di muka atau sebelumnya. Profil seriang berhasil meninggalkan kesan yang dominan mengenai subjeknya. Bila kita selesai membaca sebuah profil yang baik, kita merasakan bahwa kita telah berjumpa dengan suatu kepribadian dari individu yang sesungguhnya.
2. Narasi Fiktif
yaitu karangan yang mengisahkan hal-hal yang bersifat khayal atau imajinasi. Contoh: cerpen, novel, dongeng, dan hikayat.
A. Cerpen
merupakan salah satu jenis karya sastra yang memaparkan kisah atau cerita mengenai manusia beserta seluk beluknya lewat tulisan pendek dan singkat.
B. Novel
adalah karangan prosa yang panjang, mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang di sekitarnya serta menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Biasanya, cerita dalam novel dimulai dari peristiwa atau kejadian terpenting yang dialami oleh tokoh cerita, yang kelak mengubah nasib kehidupannya.
C. dongeng
adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi, terutama tentang kejadian zaman dulu yang aneh-aneh.
D. Hikayat
adalah karya sastra lama berbentuk prosa yang mengisahkan kehidupan keluarga istana atau kaum bangsawan, orang-orang ternama, orang suci di sekitar istana dengan segala kesaktian, keanehan dan mukjizat tokoh utamanya. Hikayat kadang mirip cerita sejarah atau berbentuk riwayat hidup, yang didalamnya banyak terdapat hal-hal yang tidak masuk akal dan penuh keajaiban.
sumber: Keterampilan Menulis, M. Yunus dkk., 2013, universitas terbuka hal. 5.25
Bagikan Artikel
Komentar
Posting Komentar