Wisata Taman Narmada Lombok Barat
Taman Narmada merupakan sebuah taman yang dulunya digunakan sebagai tempat peristirahatan dan tempat mandi keluarga kerajaan Mataram. Selain itu, terdapat pula taman-taman dan beberapa peralatan yang digunakan untuk menghibur raja-raja.
Taman Narmada terletak di Desa Lembuah, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat, sekitar 10 km sebelah timur Kota Mataram. Tahun 1727 M, Raja Anak Agung Gde Ngurah Karangasem membangun sebuah taman indah bernama taman Narmada. Nama Narmada diambil dari nama sebuah anak sungai gangga yang sangat suci di India yang bernama Narmadanadi. Taman ini menyerupai Gunung Rinjani dan Danau Segara Anak. Bagi umat Hindu, air merupakan suatu unsur suci yang memberi kehidupan kepada semua makhluk di dunia ini. Air yang memancar dari dalam tanah (mata air) disamakan dengan tirta amerta (arti keabadian) yang memancar dari Kensi Sweta Kamandalu. Dahulu kala, nama Narmada digunakan untuk menyebutkan nama mata air yang membentuk beberapa kolam dan sebuah sungai di tempat tersebut. Lambat laun digunakan untuk menyebut pura dan keseluruhan kompleks Taman Narmada.
Kompleks Taman Narmada yang ada di Lombok itu dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu gerbang utama, jabalkap, telaga kembar, gapura gelang/paduraksa, mukedes, telaga padmawangi, balai loji, balai terang, petandaan bangunan sakapat, balai bancingah, Pura Kalasa, dan Pura Lingsar.
Bangunan-bangunan lain di kompleks Taman Narmada dalam wujud pertamanan sudah sulit ditelusuri keasliannya Menurut peta tahun 1899 taman di kompleks Taman Narmada di antaranya adalah: Taman Bidadari, Taman Anyar, Taman Paresak, dan Taman Kelasa. Taman Anyar dan Taman Kelasa saat ini telah menjadi perkampungan penduduk. Adapun Taman Paresak, saat ini telah menjadi kebun buah buahan dengan tanaman utamanya ialah buah manggis.
Keindahan Taman Narmada Lombok Barat
Keindahan taman Narmada, kini dapat dinikmati oleh masyarakat umum dan menjadi pusat rekreasi yang selalu ramai dikunjungi wisatawan lokal dan mancanegara yang selalu dipadati terutama pada akhir pekan.
Untuk Anda yang menyukai suasana alam maka tidak salah apabila menyempatkan diri untuk berkunjung ke Taman Narmada. Konsep taman ini memiliki ciri nuansa alam yang eksotik, ditata menyerupai bentuk gunung. Di bagian bawah terdapat tiga kolam yang diairi oleh sumber mata air jernih bagaikan sebuah danau. Jumlahnya yang tiga sama dengan jumlah Danau Segara Anak di puncak Gunung Rinjani. Di dalam taman ini terdapat sebuah pura bernama Pura Kalasa yang berada di bagian atas. Untuk sampai ke pura ini, Anda harus melewati puluhan anak tangga yang sengaja dibuat agar tampak seolah-olah menaiki Gunung Rinjani. Cukup melelahkan untuk sampai ke puncak atas Pura Kalasa, Namun, rasa capek dan lelah tersebut akan terhapus dengan adanya suasana alam yang masih segar, pepohonan rindang, dan kolam renang alami dengan air yang jernih.
Memasuki gerbang taman yang berciri Hindu ini, pengunjung akan langsung disuguhi sebuah bangunan kuno yang berada tepat di sisi kiri. Bangunan bernama Bali Loji ini, dulunya dipakai sebagai tempat tinggal raja dan istrinya. Sementara itu, di depan Balai Loji atau tepat di sisi kanan gerbang masuk, terpampang sebuah peta Taman Narmada, yang berfungsi untuk memudahkan pengunjung berkeliling taman air itu.
Tanah seluas dua hektar ini mampu menampung beberapa kolam dan tanaman yang membuat indah Taman Narmada. Selain keindahan taman yang tertata apik dan asri ini, daya tarik utama taman ini adalah terdapatnya sebuah Balai Petirtaan yang sumber mata airnya berasal dari Gunung Rinjani. Balai Petirtaan merupakan tempat pertemuan tiga sumber air, yakni Suranadi, Lingsar, dan Narmada Mata airnya yang berasal dari Gunung Rinjani sekaligus sebagai tempat pertemuan tiga sumber mata air lainnya.
Air yang ada di Balai Petirtaan dipercaya berkhasiat dapat menjadikan orang yang meminum dan membasuh mukanya dengan air di situ akan awet muda. Sebelum mendapatkan air suci ini, pengunjung harus mengikuti tata cara yang dipandu seorang juru kunci penjaga (kuncen) dalam balai petirtaan Bersama sang kuncen, pengunjung mengikuti ritual pengambilan air. Sang kuncen kemudian meminta pengunjung berdoa menurut keyakinan masing masing. Setelah melalui serangkaian ritual tersebut, barulah para pengunjung dapat menikmati dengan membasuh ke muka atau dengan meminumnya. Perlu juga diketahui ada larangan bagi wanita yang sedang datang bulan untuk masuk dalam petirtaan ini.
Antara bulan November dan Desember, taman ini akan tampak seperti pusat ibadah. Para penduduk asli lombok penganut agama Hindu pada bulan tersebut biasanya merayakan Hari Pujawali dengan menaiki Gunung Rinjani dan melakukan ritual pekelan dengan melempar barang barang dan perhiasan kecil untuk menghormati Dewa yang menjaga Gunung Rinjani. Namun bagi yang tidak mampu pergi ke gunung, mereka cukup datang menuju pura di taman ini.
Bagikan Artikel
Komentar
Posting Komentar