Silsilah Keturunan Raja-raja Dompu ada dua (2) versi
Silsilah Keturunan Raja-raja Dompu ada dua (2) versi
Versi I
Bahwa inilah surat yang menyatakan turunan Sultan Dompu dengan segala menterinya daripada anak Sang Bima dua orang yang terbit di Bulu Putung di gunung negeri Tonda Dompu.
Anaknya yang tua digelarkan Indera Kumala yang muda digelarkan Indera Jamrut Turunan itulah yang ada sampai sekarang:
1. Dewa Bitara (Batara) Dompu: anak Bitara (Batara) Bima, ibunya anak Pri digelarkan...yang punya Baka wawa Dompu.
2. Dewa Indera Dompu: anak-cucu Indera Kumala, ibunya anak Dewa juga.
3. Dewa Mambara (Ma Mbora) Bisu: saudaranya oleh Mambara [Ma Mbora] Indera Dompu, ibunya anak Dewa juga.
4. Dewa Mambara [Ma Mbora] Landa [?]: saudaranya Mambara [Ma Mbora] Bisu Dompu, Ibunya anak Dewa juga
5. Dewa yang punya kuda: anak Mambara [Ma Mbora] Bisu, ibunya anak Dewa juga.
6. Dewa yang mati di Bima: anak yang punya kuda digelarkan oleh orang Dompu di Bima sebab jahatnya.
7. Dewa yang digelarkan Ma Wa'a Lapatu: ialah yang keluarga dirinya di Dompu pergi menjadi Raja di Bima, digelarkan oleh orang Bima Ma Wa Wa'a Laba [?]
8. Dewa Ma Wa'a Taho: anak saudaranya oleh Ma Wa'a Lapatu digelarkan oleh orang Dompu Ma Wa'a Taho.
9. Sultan Syamsuddin: anak Ma Wa'a Taho, dialah mulai masuk agama Islam, digelarkan Ma Wa'a Tunggu
10. Sultan Jamaluddin: anak Ma Wa'a Tunggu, dialah yang mengeluarkan dirinya menjadi Raja Bicara, masukkan saudaranya digelarkan Ma Nuru Dorongao.
11. Sultan Sirajuddin: anak Ma Wa'a Tunggu, dialah yang gantikan Ma Nuru Dorongao, digelarkan Ma Nuru Bata, tatkala itulah mulai persahabatan dengan Kompeni.
12. Sultan Ahmad: anak Sirajuddin, ibunya Raja Paduka [Permaisuri], dialah yang mati di Labuan Kilo tatkala pulang dari Betawi, digelarkan Ma Nuru Kilo.
13. Sultan Abdulrasul: anak Sultan Sirajuddin, anak raja Makasar, digelarkan Ma Nuru Laju, dialah yang berani.
14. Sultan Usman: anak Abdulrasul, ialah yang mati di Makassar, digelarkan Ma Wa'a Parabo, ibunya Raja Paduka.
15. Sultan Abdul Kahar: anak raja perempuan, saudaranya oleh abdulrasul, digelarkan Ma Nuru Hidi.
16. Sultan Syamsuddin, anak Sultan Usman, digelarkan Ma Wa'a Sampela, ibunya Raja Paduka,
17. Sultan Kamaluddin: anak Sultan Usman, ibunya anak raja. Sumbawa digelarkan oleh orang Dompu sebab terlalu keras perintahnya.
18. Sultan Ahmad Syah: anak Ma Nuru Laju, saudara Sultan Usman, ibunya Raja Paduka, ialah yang mati di Kambu, tatkala pulang dari Makassar, digelar Ma Nuru Kambu. 19. Sultan Abdulkadir: anak Ma Nuru Laju, saudara Sultan Ahmad Syah, ibunya Raja Paduka, digelar Ma Wa'a Alus.
20. Sultan Abdurahman: anak Sultan Abdulkadir, ibunya Paduka Raja, ialah yang mati di Kempo tatkala pergi ke Kempo, digelar Ma Nuru Kempo.
21. Sultan Abdulwahab (1797): anak Sultan Abdulkadir, ibunya turunan Neuhi Candawa, ialah yang memakai bintang Admiral Jenderal digelar Ma Wa'a Ca'u. 22. Sultan Abdullah: anak Sultan Abdurrahaman, ibunya orang Dari jara Ngoco, bergelar Ma Wa'a Ninu.
23. Sultan Jakub: saudara Sultan Abdullah, ibunya Jara Ngoco juga: dia dikeluarkan oleh orang Dompu ke negeri Mpuri sebab gilanya.
24. Sultan Muhamad Tajul Arifin [I] (1797-1810): anak Sultan Abdulwahab, ibunya orang Bali anak Ompu Mawa digelar Ma Nuru [Wa'a] Bou (Yang Membawa Baharu).
25. Sultan Abdulrasul (1810-1844): anak Sultan Abdulwahab, satu ibunya dengan Sultan Muhamad Tajul Arifin I, digelar Yang Mempunyai Bata Baharu (Bata Bou).
26. Sultan Muhammad Salahuddin (1844-1870): anak Sultan Abdulrasul, ibunya raja Paduka digelarkan Sultan Ma Wa'a Adil.
27. Sultan Abdullah (1870-1882): anak Sultan Muhamad Salahuddin, ibunya Raja Paduka, digelar Ma Mbora Bancihincawa.
28. Sultan Muhamad Sirajuddin (1882-1934): anak Sultan Abdullah, ialah yang meninggal di Timur Kupang, bergelar Ma Nuru Kupang. 29. Sultan Muhamad Tajul Arifin [II]: cucu Sultan Muhamad Sirajuddin, digelar Ma Wa'a Sama (Sapahu).
Versi II
1. Sultan Dompu yang pertama kali, yaitu Seri Paduka Tuan Kita Ma Nuru Mbojo, digelar oleh rakyat Dompu Ma Wa'a Taho.
2. Sultan Dompu yang kedua yaitu Ma Mbora di Mbojo, diusir oleh rakyat Dompu karena terlalu jahat, meninggal di Mbojo, digelar oleh rakyat Dompu Ma Nuru Mbojo.
3. Sultan ketiga, Ma Wa'a Riru. Beberapa tahun di atas tahta kerajaan, digelar rakyat Dompu Ma Wa'a Riru.
4. Sultan keempat Ma Wa'a Riru. Beberapa tahun di tahta kerajaan digelar rakyat Dompu Ma Wa'a Tonda Riru
5. Sultan Dompu yang kelima, anak saudara [?] yang Ma Wa'a Taho... diusir oleh rakyat Dompu dan digelarkan Ma Wa'a Iha.
6. Sultan Dompu yang keenam bernama M.Sirajuddin Syah, yang mula-mula menerima agama Islam digelarnya Ma Wa'a Tunggu, serta beberapa tahun dalam tahta kerajaan.
7. Sultan yang ketujuh bernama Sultan Syamsuddin, amat baik perangainya, dan 4 tahun dalam tahta kerajaan terus berpulang kerakhmatullah.
8. Sultan yang kedelapan bernama Muhammad Syamsuddin [?], anak dari Sultan Syamsuddin, digelarkan Ma Nuru Kilo karena kembali ke rakhmatullah di Kilo.
9. Sultan yang kesembilan bernama Abdurrasul anak Muhammad Syamsuddin Ma Nuru Kilo, amat berani dan digelarkan Ma Nuru Bata.
10. Sultan yang kesepuluh bernama Sultan Usman anak Sultan Abdurrasul yang pertama [1] digelarkan Ma Wa'a Parabo karena berpulang ke rakhmatullah di Makassar.
11. Sultan yang kesepuluh [sebelas] digantikan oleh anaknya Syamsuddin dilantik di Ujung Pandang di Makassar, digelarkan Ma Wa'a Sampela.
12. Sultan yang keduabelas bernama Jamaluddin Usman saudara dari Sultan Syamsuddin, ibunya orang dari Sumbawa Besar, 1 tahun di atas tahta kerajaan maka diusir oleh rakyat digelarkan Ma Wa'a Iha.
13. Sultan yang ketigabelas bernama Abdul Kahar anak saudara perempuan Ma Nuru Kambu, 4 tahun di atas tahta kerajaan berpulang ke rakhmatullah. Abdul Kahar bin Abdul Rasul.
14. Sultan yang keempatbelas digantikan oleh saudara sepupunya bernama Ahmad bin Abdul Rasul, kembali dari Makassar, 10 tahun di tahta kerajaan, digelarkan sultan Ma Nuru Kambu karena meninggal di Kambu.
15. Sultan yang kelimabelas digantikan oleh saudaranya Membawa Halus bernama Abdul Kadir bin Abdul Kahar, 15 tahun di atas tahta kerajaan, pulang ke rakhmatullah di tanah Dompu.
16. Sultan keenambelas bernama Abdulrahman bin Abdul Kadir, digelarkan Ma Nuru Kempo, 10 tahun dalam tahta kerajaan berpulang ke rakhmatullah.
17. Abdulwahab bin Abdul Kadir Jaelani, bergelar Admiral Jenderal tatkala beliau berperang di Sumbawa, 7 tahun dalam tahta kerajaan kembali ke rakhmatullah.
18. Sultan kedelapanbelas digantikan oleh anaknya Sultan Abdul Rahman bernama Abdullah, 5 tahun dalam tahta kerajaan mati.
19. Sultan kesembilanbelas diganti oleh saudaranya yang muda bernama Yakub, 8 tahun dalam tahta kerajaan dikeluarkan oleh rakyat karena gila.
20. Jainul Abidin [?]
21. Sultan keduapuluh bernama M Tajul Arifin bin Abdulwahab, 3 tahun di atas tahta kerajaan mati.
22. Sultan keduapuluhsatu anaknya Abdul Wahab bernama Abdul Rasul, 5 tahun di atas tahta kerajaan kembali ke rakhmatullah.
23. Sultan yang keduapuluhdua...M. Salahuddin Abdul Rasul digelar rakyat Ma Wa'a Adil karena beliau sangat adil membawa hukum Allah.
24. Sultan keduapuluhtiga bernama Abdullah bin M.Salahuddin, 5 tahun dalam tahta kerajaan mati.
25. Sultan keduapuluhempat, M.Sirajuddin Abdullah, 40 tahun dalam tahta, bergelar Ma Nuru Kupang karena mati di Kupang. Setelah beliau mati, diangkat dua orang besar Komisi yaitu: M.Saleh bin Abdul Majid, menjadi Jeneli Dompu; Haji Ahmad Jeneli Kempo, masing-masing lamanya 10 tahun.
26. Sultan keduapuluhlima bernama M.Tajul Arifin Sirajuddin, yang dilantik tahun 1947, cucu dari Sultan Muhammad Sirajuddin, Muhammad Tahul Arifin Demokrasirin.
Bagikan Artikel
Komentar
Posting Komentar