Identifikasi dan Asesmen Kesulitan Belajar pada Individu
Siswa yang mengalami kesulitan belajar dalam hal pembelajaran dan pelayanan pendidikan tentulah tidak sama dengan siswa pada umumnya. Dalam hal ini ba ik guru maupun pihak sekolah harus memberikan pelayanan pendidikan yang
khusus baik dalam hal metode pembelajaran, penggunaan media, serta perana n guru dalam kegiatan belajar mengajar dan sebagainya yang dapat mendukung peningkatan diri siswa berkesulitan belajar.
Siswa yang berada dalam suatu kelompok belum tentu memiliki kemampuan dan karakteristik yang homogen, meskipun dalam usia siswa tersebut relatif sama. Oleh sebab itu, dalam menyusun perencanaan pembelajaran, seorang guru perlu melakukan analisis kemampuan awal dan karakteristik siswanya. Dalam melakukan analisis kemampuan dan karakteristik siswa, seringkali g uru membuat kesalahan dengan menganggap bahwa semua siswanya sama. Anggapan ini dapat mengakibatkan kegagalan dalam proses pembelajaran.
Kemampuan awal dan karakteristik siswa, seorang guru dapat menggunakan berbagai metode, diantaranya :
1). Melakukan tes kemampuan awal (pre-test),
2). Menggunakan data-data pribadi siswa yang telah tersedia,
3). Menggunakan wawancara,
4). Menggunakan angket atau kuesioner.
Setelah guru mengetahui kemampuan awal dan karakteristik siswa - siswanya, kemudian guru dapat melakukan asesmen. Asesmen sendiri adalah proses pengumpulan informasi tentang seorang anak yang akan digunakan untuk membuat pertimbangan dan keputusan yang berhubungan dengan anak tersebut.
Menurut Salvia, Ysseldyke dan Bolt (2010) asesmen terhadap anak berkessulitan belajar ada lima tujuan, yaitu :
1) Penyaringan (screening) yaitu digunakan untuk mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar dan membutuhkan pelayanan,
2) Penempatan yaitu digunakan untuk menentukan murid -murid pada program atau pelayanan yang sesuai,
3) Perencanaan program yaitu digunakan untuk menemukan program pengajaran baik secara individu maupun kelompok,
4) Evaluasi program yaitu ditujukan untuk mengetahui program pendidikan yangg dilakukan apakah efektif atau tidak, dan
5) Tinjauan kemampuan siswa yaitu untuk memonitor kemajuan murid.
Dalam memberikan pelayanan pendidikan guru harus membedakan pelayanan bagi siswa berkesulitan belajar dengan siswa yang normal. Dalam hal ini misalnya metode pembelajaran. Pada siswa berkesulitan bela jar, guru harus memberikan metode pembelajaran yang tepat bagi mereka. Dalam proses pembelajaran, seorang guru dalam memilih metode pembelajaran sebaiknya memperhatikan hal-hal berikut : 1) Tujuan Pendidikan, 2) Kemampuan guru, 3 ) Kebutuhan siswa, 4) Isi atau materi pembelajaran.
Sumber Utama : Suprihatin, Ed.D dan Leliana Lianty, M.Pd. 2019. Modul 6
Pendidikan Anak Dengan Autisme Dan Kesulitan Belajar Spesifik . Kemdikbud
Bagikan Artikel
Komentar
Posting Komentar