Keterampilan Berpikir Kritis alam pembelajaran PJOK
1. Pengertian Keterampilan Berpikir Kritis
Memang sulit diamati secara langsung bahwa kegiatan yang diikuti oleh peserta didik dalam pembelajaran PJOK dapat meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik. Namun demikian dapat ditegaskan di sini bahwa pendidikan jasmani yang efektif mampu merangsang kemampuan berpikir dan daya analisis peserta didik ketika terlibat dalam kegiatan-kegiatan fisiknya. Pola-pola permainan yang memerlukan tugas-tugas tertentu akan menekankan pentingnya kemampuan nalar peserta didik dalam hal membuat keputusan.
Taktik dan strategi yang melekat dalam berbagai permainan pun perlu dianalisis dengan baik untuk membuat keputusan yang tepat dan cepat. Secara tidak langsung, keterlibatan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani merupakan latihan untuk menjadi pemikir dan pengambil keputusan yang mandiri.
Dalam kegiatan pendidikan jasmani banyak sekali adegan pembelajaran yang memerlukan diskusi terbuka yang menantang penalaran peserta didik. Teknik gerak dan prinsip-prinsip yang mendasarinya merupakan topik-topik yang menarik untuk didiskusikan. Peraturan permainan dan variasi gerak juga bisa dijadikan rangsangan bagi peserta didik untuk memikirkan pemecahannya.
2. Strategi Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis dalam Pembelajaran PJOK
a. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi sebagai Critical and Creative Thinking
John Dewey mengemukakan bahwa berpikir kritis secara esensial sebagai sebuah proses aktif, dimana seseorang berpikir segala hal secara mendalam, mengajukan berbagai pertanyaan, menemukan informasi yang relevan daripada menunggu informasi secara pasif (Fisher, 2009).
Berpikir kritis merupakan proses dimana segala pengetahuan dan keterampilan yang dikerahkan dalam memecahkan permasalahan yang muncul, mengambil keputusan, menganalisis semua asumsi yang muncul dan melakukan investigasi atau penelitian berdasarkan data dan informasi yang telah didapat sehingga menghasilkan informasi atau simpulan yang diinginkan.
tabe di bawah untuk lebih jelas lihat dalam versi dekstop
Elemen |
Definisi |
|
F |
Focus |
Mengidentifikasi masalah dengan baik |
R |
Reason |
Alasan-alasan yang diberikan bersifat
logis atau tidak
untuk
disimpulkan seperti yang telah
ditentukan dalam permasalahan |
I |
Inference |
Jika alasan yang dikembangkan adalah tepat, maka alasan
tersebut harus cukup sampai pada kesimpulan yang sebenarnya |
S |
Situation |
Membandingkan dengan situasi
yang sebenarnya |
C |
Clarity |
Harus ada kejelasan istilah maupun
penjelasan yang
digunakan pada argument
sehingga tidak terjadi kesalahan
dalam mengambil kesimpulan |
O |
Overview |
Pengecekan terhadap sesuatu yang telah ditemukan,
diputuskan, diperhatikan, dipelajari, dan disimpulkan |
Berpikir merupakan kemampuan yang sebagian besar dari kita yang terlahir bukan pemikir kreatif alami. Perlu teknik khusus untuk membantu menggunakan otak kita dengan cara yang berbeda. Masalah pada pemikiran kreatif adalah bahwa hampir secara definisi dari setiap ide yang belum diperiksa akan terdengar aneh dan mengada-ada bahkan terdengar gila. Tetapi solusi yang baik mungkin akan terdengar aneh pada awalnya. Sayangnya, itu sebabnya sering tidak diungkapkan dan mencoba untuk mengajukannya.
Berpikir kreatif dapat berupa pemikiran imajinatif, menghasilkan banyak kemungkinan solusi, berbeda, dan bersifat lateral. Keterampilan berpikir kritis dan kreatif berperan penting dalam mempersiapkan peserta didik agar menjadi pemecah masalah yang baik dan mampu membuat keputusan maupun kesimpulan yang matang dan mampu dipertanggungjawabkan secara akademis.
3. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi sebagai Problem Solving
Keterampilan berpikir tingkat tinggi sebagai problem solving diperlukan dalam proses pembelajaran, karena pembelajaran yang dirancang dengan pendekatan pembelajaran berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi tidak dapat dipisahkan dari kombinasi keterampilan berpikir dan keterampilan kreativitas untuk pemecahan masalah.
Keterampilan pemecahan masalah merupakan keterampilan para ahli yang memiliki keinginan kuat untuk dpat memecahkan masalah yang muncul pada kehidupan sehari-hari, peserta didik secara individu akan memiliki keterampilan pemecahan masalah yang bebeda dan dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Menurut Mourtos, Okamoto dan Rhee, ada enam aspek yang dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana keterampilan pemecahan masalah peserta didik, yaitu:
1) Menentukan masalah, dengan mendefinisikan masalah, menjelaskan permasalahan, menentukan kebutuhan data dan informasi yang harus diketahui sebelum digunakan untuk mendefinisiakn masalah sehingga menjadi lebih detail, dan mempersiapkan kriteria untuk menentukan hasil pembahasan dari masalah yang dihadapi.
2) Mengeksplorasi masalah, dengan menentukan objek yang berhubungan dengan masalah, memeriksa masalah yang terkait dengan asumsi dan menyatakan hipotesis yang terkait dengan masalah.
3) Merencanakan solusi dimana peserta didik mengembangkan rencana untuk memecahkan masalah, memetakan sub materi yang terkait dengan masalah, memilih teori prinsip dan pendekatan yang sesuai dengan masalah, dan menentukan informasi untuk menemukan solusi
4) Melaksanakan rencana, pada tahap ini peserta didik menerapkan rencana yang telah ditetapkan.
5) Memeriksa solusi, mengevaluasi solusi yang digunakan untuk memecahkan masalah.
6) Mengevaluasi, dalam langkah ini, solusi diperiksa, asumsi yang terkait dengan solusi dibuat, memperkirakan hasil yang diperoleh ketika mengimplementasikan solusi dan mengkomunikasikan solusi yang telah dibuat.
Rangkuman
Keterampilan berpikir kritis dalam pembelajaran pendidikan jasmani dapat dimaknai sebagai kemampuan nalar peserta didk dalam hal membuat keputusan. Pendidikan jasmani yang efektif mampu merangsang kemampuan berpikir dan daya analisis peserta didik ketika terlibat dalam kegiatan-kegiatan fisik.
Pola-pola permainan yang memerlukan tugas-tugas tertentu akan menekankan pentingnya kemampuan nalar peserta didik dalam hal membuat keputusan.
Secara tidak langsung dalam pembelajaran PJOK, taktik dan strategi yang digunakan dalam berbagai permainan, proses pembelajaran melalui diskusi terbuka dapat menantang penalaran peserta didik untuk membuat keputusan yang tepat dan cepat.
Berpikir kritis merupakan proses dimana pengetahuan dan keterampilan dikerahkan untuk memecahkan permasalahan yang muncul, mengambil keputusan, menganalisis semua asumsi yang muncul dan melakukan investigasi atau penelitian berdasarkan data dan informasi yang telah didapat sehingga menghasilkan informasi atau simpulan yang diinginkan.
Sedangkan berpikir kreatif dapat berupa pemikiran imajinatif, menghasilkan banyak kemungkinan solusi, berbeda, dan bersifat lateral.
Keterampilan berpikir kritis dan kreatif berperan penting dalam mempersiapkan peserta didik agar menjadi pemecah masalah yang baik dan mampu membuat keputusan maupun kesimpulan yang matang dan mampu dipertanggungjawabkan secara akademis.
Sumber. Tim Penulis GTK, 2019. Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi, Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi, Kemdikbud
Bagikan Artikel
Komentar
Posting Komentar