Perkembangan Peserta Didik Dalam konteks pendidikan
Tugas utama guru dalam pembelajaran adalah mengantarkan peserta didik pada prestasi terbaiknya sesuai dengan potensinya. Jadi hal pertama yang perlu dipahami adalah bagaimana karakteristik peserta didik asuhannya dan cara mengembangkan potensinya. Informasi mengenai karakteristik peserta didik dalam berbagai aspek menjadi satu acuan dalam menentukan kedalaman dan keluasan materi sehingga sesuai dengan perkembangan peserta didik. Berdasarkan pemahaman tersebut guru perlu bekerja keras dan kreatif untuk mengeksplorasi berbagai upaya baik dalam bentuk media, bahan ajar, dan metode pembelajaran untuk memfasilitasi peserta didik secara tepat dan kreatif sehingga sesuai dengan perkembangan mereka termasuk gaya belajarnya.
Pendidikan merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan, dan berlangsung dalam lingkungan pendidikan. Interaksi pendidikan berfungsi untuk mengembangkan seluruh potensi kecakapan dan karakteristik peserta didik diantaranya yaitu karakteristik fisik-motorik, intelektual, sosial, emosional, moral, dan spiritual.
Interaksi antara pendidik dan peserta didik merupakan hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi. Agar para pendidik dapat berinteraksi dengan baik dengan peserta didik, maka pendidik perlu memiliki pemahaman siapa yang menjadi peserta didiknya. Pemahaman yang memadai terhadap potensi, kecakapan dan karakteristik peserta didik akan berkontribusi dalam bentuk perlakuan, tindakan-tindakan yang bijaksana, tepat sesuai kondisi dan situasi. Pendidik akan menyiapkan dan menyampaikan pelajaran, memberikan tugas, latihan dan bimbingan disesuaikan dengan kemampuan dan tahap perkembangan peserta didik
Konsep Perkembangan Perilaku dan Pribadi Peserta Didik
1) Pengertian Individu
Dalam konteks pendidikan peserta didik harus dipandang sebagai pribadi yang utuh, yaitu sebagai satu kesatuan sifat makhluk individu dan makhluk sosial, sebagai satu kesatuan jasmani dan rohani, serta sebagai mahluk Tuhan. Dengan melihat sifat-sifat dan ciri-ciri tersebut pada hakekatnya setiap manusia adalah pribadi atau individu yang utuh, tidak dapat dibagi, tidak dapat dipisahkan dan bersifat unik. Artinya manusia tidak dapat dipisahkan dari jiwa dan raganya, rohaniah dan jasmaniahnya, kegiatan jiwa dalam kehidupan sehari-hari merupakan kegiatan keseluruhan jiwa raganya bukan kegiatan jiwa saja dan sebaliknya. Bersifat unik menunjukkan sifat khas yang membedakan individu tersebut dengan individu lainnya, bahwa di dunia ini tidak ada orang yang persis sama. Dengan demikian peserta didik sebagai individu memiliki karakteristik yang berbeda dengan peserta didik lainnya (Sunarto, 2002:2).
2) Keragaman Karakteristik Individu
Usia anak SD berada dalam akhir masa kanak-kanak yang berlangsung dari usia 6 s.d. 12 tahun (Yusuf, 2014:23). Individu yang melakukan kegiatan belajar adalah peserta didik, oleh karena itu dalam proses dan kegiatan belajar tidak dapat melepaskan peserta didik dari karakteristik, kemampuan dan perilaku individualnya. Keragaman karakteristik dapat dilihat secara fisik, kepribadian dan perilaku seperti berbicara, bertindak, mengerjakan tugas, memecahkan masalah, dsb. Dari berbagai keragaman karakteristik peserta didik yang paling penting dipahami oleh guru adalah keragaman dalam kecakapan (ability) dan kepribadian (Makmun, 2009:53).
Adanya informasi mengenai karakteristik individu memberikan implikasi kepada proses pembelajaran yaitu pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik sebagai individu. Hal yang sangat penting dalam melaksanakan proses pembelajaran adalah guru menciptakan kondisi kondusif supaya setiap individu peserta didik dapat belajar secara optimal, meskipun mereka berada dalam kelompok. Dengan demikian dalam proses pembelajaran setiap individu memerlukan perlakuan yang berbeda, maka strategi dan upaya pelaksanaanya pun akan berbeda pula.
Menurut Desmita (2014:57) ada 3 hal penting yang perlu diperhatikan berkaitan dengan karakteristik individual peserta didik, yaitu (1) Karaketristik yang berkaitan dengan kemampuan awal atau prerequisite skills, seperti kemampuan intelektual, kemampuan berpikir dan hal-hal yang berhubungan dengan aspek psikomotor. (2) Karakteristik yang berkaitan dengan latar belakang dan status sosio-kultural. (3) Karakteristik yang berkaitan dengan perbedaan-perbedaan kepribadian, seperti perasaan, sikap, minat dan sebagainya.
Sangat penting bagi guru memahami keragaman karakteristik individu peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran. Pemahaman ini sangat bermanfaat dalam memilih dan menentukan pendekatan pembelajaran yang sesuai dan tepat sehingga dapat memfasilitasi peserta didik untuk belajar secara efektif. Selain itu, guru dapat menyusun dan mengorganisasikan materi pembelajaran dan menentukan media yang tepat. Pemahaman karakteristik individu peserta didik juga berguna untuk memotivasi dan membimbing peserta didik sehingga dapat mencapai prestasi yang optimal sesuai dengan potensinya.
3) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keragaman Individu
Karakteristik atau ciri-ciri individual adalah keseluruhan perilaku dan kemampuan individu sebagai hasil pembawaan dan lingkungan. Pembawaan yang bersifat alamiah (nature) adalah karakteristik individu yang dibawa sejak lahir (diwariskan dari keturunan), sedangkan nurture (pemeliharaan, pengasuhan) adalah faktor- faktor lingkungan yang mempengaruhi individu sejak dari masa pembuahan sampai selanjutnya. Nature dan nurture ini merupakan faktor yang mempengaruhi keragaman individual. Nature dan nurture ini merupakan faktor yang mempengaruhi keragaman individual. Seorang bayi yang baru lahir merupakan perpaduan keturunan dari keluarga ayah dan ibunya. Selama perkembangannya dari mulai pembuahan mendapat berbagai pengaruh dari lingkungan secara berkesinambungan. Hal ini akan membentuk pola karakteristik perilaku yang berbeda dengan individu-individu yang lain. (Desmita, 2014:56).
a. Tahapan Perkembangan Perilaku dan Pribadi Peserta Didik
Pertumbuhan dan perkembangan adalah dua istilah yang berbeda tetapi tidak berdiri sendiri. Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan alamiah secara kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis. Menurut Libert, Paulus, dan Strauss (Sunarto, 2002: 39) bahwa perkembangan adalah proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksinya dengan lingkungan. Istilah perkembangan lebih mencerminkan perubahan psikologis. Kematangan adalah perubahan yang terjadi pada masa-masa tertentu yang merupakan titik kulminasi dari suatu fase pertumbuhan dan merupakan kesiapan awal dari suatu fungsi psikofisik untuk menjalankan fungsinya (Makmun, 2009: 79).
Belajar atau pendidikan dan latihan adalah perubahan perilaku sebagai hasil usaha yang disengaja oleh individu, sedangkan kematangan dan pertumbuhan adalah perubahan yang berlangsung secara alamiah. Pada batas-batas tertentu perkembangan dapat dipercepat melalui proses belajar.
Para ahli psikologi sependapat bahwa terdapat urutan yang teratur dalam perkembangan yang tergantung pada pematangan organisme sewaktu berinteraksi dengan lingkungan. Banyak pendapat ahli mengenai tahapan perkembangan, namun berkaitan dengan pembelajaran (pendidikan) menurut Yusuf (2014: 23) digunakan pentahapan yang bersifat eklektik. Berdasarkan pendapat tersebut, perkembangan individu sejak lahir sampai masa kematangan adalah seperti di bawah ini.
TAHAP PERKEMBANGAN |
USIA |
Masa usia pra sekolah Masa usia sekolah dasar
Masa sekolah menengah
Masa usia mahasiswa |
0,0 - 6,0 6,0 - 12,0 12,0 - 18,0 18,0 - 25,0 |
Prinsip/Hukum Perkembangan |
Implikasi Terhadap Pendidikan |
Perkembangan dipengaruhi oleh faktor-faktor pembawaan (H:
heredity), lingkungan (E: environment),dan kematangan
(T:time) P= f (H,E,T) atau P= f a + b1H
+b2E + b3T |
Pengembangan (penyusunan, pemilihan, penggunaan) materi,
strategi, metodologi, sumber, evaluasi
belajar-mengajar
hendaknya memperhatikan ketiga faktor tersebut. Misalnya ketika guru akan membelajarkan matematika kepada peserta didik
SD, maka pemilihan aspek-aspek
di muka hendaknya
memperhatikan tingkat kemampuan kognitif peserta
didik,
dan tahap perkembangan kognitifnya. Umumnya peserta didik
SD masih berpikir konkret,
berikan contoh-contoh yang sesuai
dengan taraf pemahaman dan pengalaman yang sudah dimiliki
peserta didik. |
Proses perkembangan itu berlangsung secara bertahap
(progresif, sistematik, berkesinambungan) 1. Progresif: perubahan yang terjadi bersifat maju/meningkat/ mendalam/
meluas. 2. Sistematik:
perubahan antar
bagian terdapat
saling ketergantungan sebagai
suatu kesatuan yang
harmonis. 3. Berkesinambungan: perubahan berlangsung
secara beraturan dan
berurutan, serta tidak
meloncat-loncat |
Program (kurikulum) pembelajaran disusun secara bertahap dan berjenjang 1. dari
yang sederhana menuju kompleks 2. dari
mudah menuju sukar 3. sistem belajar-mengajar diorganisasikan agar terlaksananya prinsip mastery
learning (belajar tuntas) dan continous progress
(maju berkelanjutan). |
Prinsip/Hukum Perkembangan |
Implikasi Terhadap Pendidikan |
Bagian-bagian dari fungsi-fungsi organisme mempunyai garis
perkembangan
dan tingkat
kematangan masing-masing. Meskipun demikian, sebagai kesatuan organis dalam prosesnya terdapat korelasi dan
bahkan kompensatoris antara
yang satu dengan
yang lainnya |
Sampai batas tertentu, program dan strategi
belajar-mengajar seyogyanya dalam bentuk: 1. correlated curriculum
(kurikulum yang
berhubungan) atau 2. broadfields (ruang lingkup luas), atau 3. subject matter oriented (berorientasi materi
subjek, sampai batas tertentu pula) |
Terdapat variasi dalam tempo dan irama perkembangan antar
individu dan kelompok tertentu (menurut latar belakang, jenis
geografis dan budaya) 1. Setiap anak
memiliki
tempo kecepatan perkembangan
sendiri-sendiri,
ada yang
cepat, sedang, dan lambat. 2. Perkembangan berlangsung sesuai dengan iramanya, pada suatu masa laju perkembangannya cepat, tapi
pada waktu berikutnya lambat. |
Program dan strategi pembelajaran, sampai batas tertentu, seyogyanya diorganisasikan agar
memungkinkan belajar secara individual di
samping secara kelompok (misalnya dengan
sistem pengajaran Modula atau SPM) Terdapat perbedaan kecepatan perkembangan di antara peserta didik, ada yang cepat,
normal dan
lambat. Guru seyogyanya sampai batas
tertentu selain membuat program dan strategi
belajar mengajar secara kelompok, juga membuat program dan strategi pembelajaran individual bagi
peserta
didik. |
Proses perkembangan itu pada
awalnya lebih bersifat diferensiasi dan pada akhirnya
lebih bersifat integrasi
antar bagian dan fungsi
organisme. |
Program dan strategi pembelajaran seyogyanya diorganisasikan agar memungkinkan proses yang bersifat: 1. deduktif-induktif:
dari umum ke khusus 2. anilisis-sintesis: mengidentifikasi bagian-bagian kemudian merangkai bagian-bagian menjadi
suatu kesatuan. Contoh: peserta didik
menguraikan kata sebagai
bagian dari
kalimat - kemudian peserta didik
merangkai kata-kata menjadi
suatu
kalimat. Contoh: peserta didik
menguraikan bagian- bagian dari komputer, lalu siswa menyusun
bagian-bagian itu menjadi
komputer yang utuh. 3. global-spesifik-global Contoh: Anak
mengenal
kata sebagai suatu keseluruhan, lalu mengenal huruf-huruf yang membentuk
kata, kemudian melihat kata sebagai
suatu keseluruhan. |
Dalam batas-batas masa peka, perkembangan dapat dipercepat |
Program dan strategi pembelajaran seyogyanya dikembangkan dan diorganisasikan agar merangsang, mempercepat, dan menghindari |
Prinsip/Hukum Perkembangan |
Implikasi Terhadap Pendidikan |
atau diperlambat oleh kondisi lingkungan. |
ekses
memperlambat laju
perkembangan anak
didik. Kematangan atau masa peka menunjukkan kepada
suatu masa tertentu yang merupakan titik
kulminasi
(titik puncak) dari
suatu fase
pertumbuhan sebagai titik tolak kesiapan dari
suatu fungsi
untuk menjalankan fungsinya. Pada masa peka (kematangan) anak
sangat mudah menerima rangsangan untuk
tumbuh berkembang secara cepat. Oleh
karena itu program dan strategi
pembelajaran sebaiknya disesuaikan
dengan kematangan aspek perkembangan
peserta didik. Contoh: • program untuk mengembangkan keterampilan
dasar seperti membaca, menulis,
dan berhitung. • mulai usia 6 tahun sudah berkembang koordinasi
antara mata dan tangan maka dapat diberikan
rangsangan untuk
mengembangkan kemampuan
membidik, menyepak, melempar, dan menangkap. • peserta didik kelas awal
belum mampu/matang
untuk menangkap masalah-masalah yang
bersifat abstrak, maka program dan strategi pembelajaran harus
bersifat konkret yang disertai contoh konkret. Usaha pemaksasan terhadap kecepatan tibanya
masa peka/kematangan yang terlalu
awal akan
mengganggu perkembangan tingkah laku anak. |
Laju perkembangan anak
berlangsung lebih pesat pada periode kanak-kanak
dari periode-periode berikutnya. |
Lingkungan
hidup dan pendidikan kanak-kanak (TK) sangat penting untuk
memperkaya pengalaman dan mempercepat laju perkembangannya. |
Bagikan Artikel
Komentar
Posting Komentar