Gambar Pohon Filogeni Keanekaragaman Hewan
Choanoflagellates termasuk nenek moyang dari hewan. Hewan adalah eukariota multiseluler, heterotrofik. Berbeda dari nutrisi autotrofik yang ditemukan pada tumbuhan dan alga, hewan harus memasukkan ke dalam tubuhnya molekul organik yang telah terbentuk terlebih dahulu; hewan tidak dapat membentuk molekul itu dari bahan kimia anorganik. Sebagian besar hewan melakukan hal tersebut dengan cara menelan (ingestion), memakan organisme lain atau memakan bahan organik yang terurai.
Sel-sel hewan tidak memiliki dinding sel yang menyokong tubuh dengan kuat seperti yang dimiliki tumbuhan dan fungi. Tubuh multiseluler hewan dipertahankan tetap utuh oleh protein struktural, yang paling berlimpah adalah kolagen. Selain kolagen, yang banyak ditemukan pada matriks ekstraseluler, jaringan hewan memiliki jenis persambungan (junction) interseluler yang unik (persambungan ketat, demosom, dan persambungan celah) yang terdiri atas protein struktural lainnya. Yang juga merupakan keunikan hewan adalah adanya dua jenis jaringan yang bertanggung jawab atas penghantaran impuls dan pergerakan: jaringan saraf dan jaringan otot.
Beberapa ciri kunci dari sejarah kehidupan juga membuat hewan berbeda. Sebagian besar hewan bereproduksi secara seksual, dengan tahapan diploid yang umumnya mendominasi siklus hidupnya. Pada sebagian besar spesies, sperma kecil berflagela membuahi sel telur yang lebih besar dan tidak bergerak untuk membentuk suatu zigot diploid. Zigot itu kemudian mengalami pembelahan (cleavage), suatu urutan pembelahan sel secara mitosis. Selama perkembangan pada sebagian besar hewan, pembelahan itu akan menyebabkan pembentukan tahapan multiseluler yang disebut blastula, yang pada banyak hewan berbentuk bola berlubang. Setelah tahapan blastula adalah proses gastrulasi, yaitu masa saat lapisan jaringan embrionik yang akan berkembang menjadi bagian tubuh dewasa dihasilkan. Hasil dari tahapan perkembangan disebut gastrula. Beberapa hewan berkembang secara langsung melalui tahapan pendewasaan sementara untuk menjadi dewasa, akan tetapi siklus hidup pada banyak hewan meliputi tahapan larva. Larva adalah bentuk yang belum dewasa secara seksual. Larva secara morfologis berbeda dari tahapan dewasa, umumnya memakan makanan yang berbeda, dan bahkan bisa memiliki habitat yang berbeda dibandingkan dengan hewan dewasa, seperti pada kasus kecebong. Larva hewan akhirnya mengalami metamorfosis, suatu perkembangan yang mengubah bentuk hewan menjadi suatu bentuk dewasa.
Meskipun perdebatan yang menarik terus berkembang, sebagian besar ahli sistematika sekarang setuju bahwa kingdom hewan adalah monofiletik, yaitu jika kita melacak semua garis keturunan hewan kembali ke asal mulanya, hewan akan menyatu pada suatu nenek moyang bersama. Nenek moyang itu kemungkinan adalah suatu protista berflagela pembentuk koloni yang hidup lebih dari 700 juta tahun silam dalam masa Prakambrium. Protista itu kemungkinan berkerabat dengan koanoflagelata, suatu kelompok yang muncul sekitar semiliar tahun silam. Hipotesis menunjukkan bahwa nenek moyang telah berkembang menjadi hewan sederhana dengan sel-sel khusus yang tersususn dalam dua atau lebih lapisan.
Dengan cabang-cabangnya yang beradiasi dari suatu nenek moyang multiseluler, pohon evolusi menggambarkan suatu rangkaian hipotesis mengenai filogeni hewan. Empat titik pokok percabangan evolusi pada pohon silsilah yaitu
(a) parazoa tidak memiliki jaringan sejati,
(b) radiata dan bilateria adalah cabang utama eumetazoa,
(c) evolusi rongga tubuh menghasilkan hewan yang lebih kompleks, dan
(d) selomata bercabang menjadi protostoma dan deuterostoma. Berikut disajikan tabel tentang organisasi filum hewan menurut ciri-ciri utama bangun tubuh.
Tabel Organisasi filum hewan menurut ciri-ciri utama bangun tubuh
Kategori | Ciri Utama Bangun Tubuh | Filum | |||
1 | Parazoa | Multiseluler, tanpa jaringan sejati | Porifera (spons) |
| |
2 | Eumetazoa | Jaringan sejati | Cnidaria (hidra, ubur-ubur, aneom laut, karang) | ||
Radiata | Simetri radial; diploblastik (dua lapisan nuftah: ektoderm, endoderm) | ||||
Bilateria | Simetri nilateral; triploblastik (tiga lapisan nuftah: ektoderm, mesoderm, endoderm) | Ctenophora (ubur-ubur sisir) | |||
3 | Aselomata | Tubuh padat, tanpa rongga tubuh | Platyhelminthes (cacing pipih) | ||
Pseudoselo mata | Pseudoselom (rongga tubuh antara saluran pencernaan dan dinding tubuh tidak sepenuhnya dilapisi oleh mesoderm) | Rotifera (rotifer) | |||
Selomata | Rongga tubuh (selom) sepenuhnya dilapisi oleh mesoderm | Nematoda (cacing gilig) | |||
4 | Protostoma | Pembelahan spiral dan determinat; mulut berkembang dari blastopori; rongga tubuh skizoselus (terbentuk dengan cara pembagian massa jaringan mesoderm) | Nemertea (cacing proboscis) (posisi filogenetik masih belum pasti) | ||
Lophophorata: Bryozoa, Brachiopoda, Phoronida (posisi filogenetik masih belum pasti) | |||||
Mollusca (remis, beekicot, ikan gurita) | |||||
Annelida (cacing bersegmen) |
|
|
| Arthropoda (krustase, serangga, laba-laba) |
Deuterostom a | Pembelahan radial dan indeterminat; anus berkembang dari blastopori; rongga tubuh enteroselus (yang terbentuk melalui pelipatan dinding arkenteron mesoderm) | Echinodermata (bintang laut, bulu babi) | |
Chordata (lancelet, tunikata, vertebrata |
Bagikan Artikel
Komentar
Posting Komentar