Sistem Ekskresi : Pengertian, Ekskresi Pada Hewan dan Ekskresi pada Manusia
Pengertian Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi yaitu sistem pengeluaran zat sisa metabolisme dari dalam tubuh keluar tubuh. Sistem ekskresi sering diartikan keliru dengan sistem sekresi. Memang keduanya memiliki kemiripan, yaitu berhubungan dengan zat yang dikeluarkan dari dalam tubuh. Akan tetapi sesungguhnya keduanya berbeda. Zat sisa metabolism dari sekresi tidak bear-benar dikeluarkan dari tubuh, melainkan masih digunakan lagi untuk keperluan yang lain. Sementara itu, ekskresi benar- benar mengeluarkan zat sisa metabolism dari tubuh. Dengan kata lain, zat hasil ekskresi benar-benar tak bisa dimanfaatkan lagi oleh tubuh manusia.
a. Sistem Ekskresi Pada Hewan Invertebrata
Hewan invertebrate adalah hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Hewan invertebrate adalah hewan yang ukurannya relative kecil dan bahkan ada yang mikroskopik, seperti cacing, insect (serangga), porifera, coelenterate, dan protozoa (baca pula sistem pernapasan hewan invertebrate). Berikut adalah sistem ekskresi dari hewan-hewan tersebut:
1) Porifera dan coelenterate
Porifera adalah hewan berpori sedangkan coelenterate adalah hewan berongga. Porifera dan coelenterate adalah hewan tingkat terendah. Baik porifera dan coelenterate mengeluarkan zat sisa metabolismenya tanpa alat ekskresi tertentu. Porifera dan colenterata megeluarkan zat sisa berupa karbon dioksida dengan cara gas tersebut berdifusi secara langsung dari sekujur tubuhnya.
2) Protozoa
Protozoa adalah hewan bersel satu. Contoh dari protozoa adalah amoeba dan paramecium. Sebenarnya amoeba tidak termasuk dalam kingdom animalia, melainkan Protista. Namun pada beberapa buku, protozoa dikelompokkan dalam kingdom animalia karena kemiripannya dengan hewan. Protozoa mengeluarkan zat sisa metabolism tubuhnya juga dengan cara berdifusi secara langsung.
3) Insecta
Serangga mengeluarkan zat sisa metabolism tubuhnya melalui pembuluh malphigi. Pembuluh malphigi terletak di dekat usus. Hal ini berguna karena pembuluh malphigi akan menyerap zat sisa dari darah dan menyalurkannya ke usus untuk kemudia dikeluarkan dari sana. Baca pula artikel sistem pernapasan pada serangga.
4) Cacing
Cacing dibagi menjadi tiga, yaitu Platyhelminthes, nemathelmintes, dan annelida. Secara umum, ketiganya memiliki sistem ekskresi yang mirip. Alat ekskresi cacing tanah bernama nefridia. Nefridia berpasangan dan terletak pada setiap segmen tubuh cacing tanah. Nefridia yang berpasangan disebut metanefridia.
Sedangkan cacing pipih memiliki alat ekskresi berupa sel api. Sel api akan menyerap zat sisa dari tubuh. Kemudian zat sisa akan dikeluarkan melalui saluran yang bermuara di permukaan tubuh.
b. Sistem Ekskresi pada Vertebrata
Hewan vertebrata adalah hewan bertulang belakang. Jenis ini dibagi lagi menjadi lima, sesuai urutan dari yang paling primitive ke yang paling modern adalah pisces, amfibi, reptile, aves, dan mamalia (baca pula sistem pernapasan hewan vertebrata). Kelimanya memiliki sistem ekskresi yang berbeda sebagai berikut:
1) Pisces
Ikan memiliki tiga buah organ atau alat yang turut berperan dalam sistem ekskresi, yaitu insang, ginjal, dan kulit. Pada ikan, ginjal dan saluran genitalia bermuara di lubang yang sama, yaitu lubang urogenital. Sebenarnya hal ini juga berlaku mirip buat manusia, di mana saluran urin dan genital bermuara di tempat yang searea, namun berbeda lubang.
Sementara itu, insang dan kulit pada ikan berfungsi sebagai sistem pernapasan pada ikan. Insang akan membuka dan menutup sejalan dengan membuka dan menutupnya operculum. Lalu insang akan menyaring air yang masuk melaluinya dan mengikat oksigen yang ada di sana, lalu melepaskan karbon dioksida.
2) Amfibi
Amfibi adalah kelompok hewan yang dapat hidup baik di daratan maupun di air. Contoh dari hewan amfibi adalah katak dan salamander. Organ ekskresi dari amfibi adalah ginjal, paru-paru, dan kulit.
Ginjal pada amfibi sama halnya dengan pisces, juga bermuara pada saluran genitalia, bermuara pada kloaka. Seperti halnya pada manusia, ginjal pada amfibi juga menyaring dan membuang zat sisa metabolism yang disebut dengan urin.
Sementara itu paru-paru dan kulit berperan dalam sistem pernapasan pada hewan amfibi. Pada amfibi, selain dilakukan oleh paru-paaru selama di daratan, selama berada di air pernapasan dilakukan oleh kulit.
3) Reptil
Hewan reptil contohnya adalah cicak, ular, biawak, bunglon, dan buaya. Sama seperti hewan sebelumnya, alat sekresi pada reptile juga merupakan ginjal, paru- paru, dan kulit. Baca pula artikel mengenai sistem peredaran darah pada reptile. Ginjal berfungsi dalam pengeluaran unrin. Pada beberapareptil seperti kura-kura, saluran ginjalnya sangatlah pendek. Bahkan untuk ular tidak memiliki kandung kemih yang berfungsi untuk menampung urin. Sementara itu, paru-paru dan kulit berperan dalam sistem pernapasan pada hewan reptile.
4) Aves
Aves adalah kelompok burung. Aves adalah hewan yang sistemnya telah mendekati mamalia. Oleh karena itu sistem ekskresinya juga mirip dengan mamalia. Alat ekskresinya adalah ginjal dan paru-paru.
5) Mamalia
Salah satu ciri-ciri hewan mamalia yang paling terkenal adalah menyusui karena mamalia memang berarti hewan menyusui. Mamalia adalah kelompok hewan yang tertinggi. Bahkan beberapa buku mengelompokkan manusia sebagai bagian dari mamalia. Sistem-sistem pada tubuhnya mayoritas sama dengan manusia. Baca pula sistem peredaran darah pada mamalia.
Alat ekskresinya sama seperti manusia yaitu kulit, paru-paru, ginjal, dan hati. Kulit mengeluarkan keringat, ginjal mengeluarkan urin, hati mengeluarkan urea, dan paru-paru mengeluarkan karbon dioksida.
c. Sistem Ekskresi pada Manusia
Sistem ekskresi mengeluarkan zat sisa yang tidak dibutuhkan lagi oleh manusia. Pada anatomi tubuh manusia, organ-organ ekskresi terdiri dari ginjal, hati, kulit, dan paru-paru.
Sistem urinaria atau perkemihan termasuk ke dalam sistem eksresi yang terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Ginjal menyaring darah untuk membuang limbah dan menghasilkan urine. Ureter, kandung kemih, dan uretra bersama-sama membentuk saluran kemih, yang berfungsi sebagai sistem untuk mengalirkan urine dari ginjal, menyimpannya, dan kemudian melepaskannya saat buang air kecil. Selain menyaring dan menghilangkan limbah dari tubuh, sistem urinaria juga mempertahankan homeostasis air, ion, pH, tekanan darah, kalsium, dan sel darah merah.
1) Filtrasi (penyaringan)
2) Reabsorpsi
3) Sekresi atau augmentasi
d. Gangguan dan Kelainan pada sistem Ekskresi
1) Diabetes Insipidus
2) Glukosuria
3) Batu ginjal
4) Gagal ginjal
5) Nefritis
6) Albuminuria
Bagikan Artikel
Komentar
Posting Komentar