3 Kategori Strategi dan Teknik Menyimak
Proses belajar atau mempelajari bahasa memerlukan stategi atau cara-cara tertentu yang bertujuan untuk memaksimalkan pencapaian pada level tertentu. Begitu juga halnya dalam pembelajaran menyimak. Chamot menyampaikan bahwa terdapat tiga kategori strategi di dalam pembelajaran menyimak yaitu kognitif, metakognitif, dan sosial-afektif Goh,2002:7). Berikut ini akan dibahas strategi tersebut satu per satu.
a) Kognitif (cognitive).
Strategi kognitif di dalam menyimak merupakan strategi yang fokus pada proses, interpretasi, penyimpanan dan recall (pemanfaatan) ingatan dalam menyimak. Strategi ini melihat bagaimana sistem pengolahan informasi di dalam otak manusia selama proses menyimak berlangsung. Dalam strategi kognitif ini terdapat strategi yang lebih khusus dideskripsikan oleh O’Malley melalui Brown (2000:125-124) berikut ini.
1) Repetisi: menirukan model bahasa dengan tindakan praktik atau berlatih diam diam.
2) Pemanfaatan sumber: menggunakan materi yang merujuk pada bahasa target.
3) Penerjemahan: menggunakan bahasa pertama untuk memahami atau memroduksi bahasa kedua.
4) Pengelompokkan: mengurutkan kembali atau mengelompokkan dan menamai sumber materi belajar berdasar sifatnya.
5) Membuat catatan: menuliskan ide pokok, hal-hal penting, kerangka, ringkasan informasi yang disampaikan secara lisan atau dalam tulisan.
6) Deduksi: secara sadar menerapkan aturan untuk memproduksi atau memahami bahasa kedua.
7) Rekombinasi: menyusun kalimat yang bermakna atau susunan kebahasaan yang lebih besar dengan mengombinasikan bagian-bagian yang dikenal dengan cara yang baru.
8) Imageri: menghubungkan informasi baru ke dalam konsep visual dalam ingatan yang familiar.
9) Representasi auditori: retensi bunyi atau bunyi-bunyi yang mirip untuk kata, frasa, atau urutan kebahasaan yang lebih panjang.
10) Kata kunci: mengingat kata baru dalam bahasa kedua dengan mengidentifikasi kata yang familiar dalam bahasa pertama yang terdengar mirip, dan dengan cara mengingat yang secara umum lebih mudah.
11) Kontekstualisasi: menempatkan kata atau frasa dalam urutan kebahasaan yang bermakna.
12) Elaborasi: menghubungkan informasi baru untuk konsep lain dalam ingatan.
13) Transfer: memanfaatkan bahasa yang diperoleh sebelumnya dan atau pengetahuan konseptual untuk memfasilitasi tugas pembelajaran bahasa yang baru.
14) Rujukan: memanfaatkan informasi yang tersedia untuk menduga makna kata baru, memprediksi luaran, atau mengisi inforamasi yang hilang.
Strategi kognitif tersebut sebetulnya memang didesain untuk pembelajaran bahasa kedua atau bahasa asing secara umum. Untuk konteks pembelajaran bahasa Indonesia dan lebih khusus lagi untuk pembelajaran keterampilan menyimak, beberapa strategi dapat diterapkan di kelas yaitu strategi berikut ini.
1) Pembutan Catatan (Note Taking). Pembelajaran menyimak bahasa Indonesia bagi orang Indonesia bukan hanya sekedar mendengarkan kata dan memahaminya satu per satu akan tetapi lebih sebagai keterampilan pemahaman wacana secara keseluruhan. Kemampuan penyimak dapat diidentifikasi dari sejauh mana kelengkapan informasi yang dapat ditangkap saat proses menyimak berlangsung. Bentuk tagihan tugas yang dapat diterapkan adalah penyimak diminta membuat catatan hasil menyimak.
2) Penggambaran (Imagery). Strategi kognitif yang dapat diterapkan adalah dengan cara menghubungkan informasi dengan konsep visual. Tagihan yang dibuat biasanya adalah pembuatan mind map yaitu menghubungkan antarkonsep dalam bentuk gambar yang dapat dicermati keterkaitan atau hubungannya.
3) Kata Kunci (Keyword). Tugas menyimak yang lain adalah menuliskan kata-kata kunci yang merupakan inti dari informasi yang diperoleh pada saat proses menyimak yang berlangsung. Inti informasi bergantung dari jenis materi yang disimak, sebagai contoh materi cerpen intinya adalah struktur, tetapi inti dari siaran berita adalah unsur utama yang biaasanya disingkat menjadi 5W+1H (who, what, when, were + How).
4) Elaborasi (Elaboration). Setelah proses menyimak berlangsung, penyimak dapat menghubungkan informasi baru dengan konsep lain yang terdapat dalam ingatannya. Bentuk tagihannya dapat berupa menuliskan gagasan penyimak dalam bentuk esai sederhana yang berisi gagaasan, pikiran, pendapat yang diperoleh dari proses menyimak dan hubungannnya dengan pengalaman atau pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya oleh penyimak.
5) Transfer. Penyimak juga dapat memindahkan bahasa yang sudah dikuasai sebelumnya untuk mendukung tugas baru dalam hal pembelajaran bahasa. Misalnya hasil dari proses pembelajaran menyimak digunakan untuk menyelesaikan tugas menulis atau berbicara.
b. Metakognitif (Metacognitive)
Strategi yang berikutnya adalah strategi metakognitif (metacognitive) yaitu strategi yang berfungsi untuk mengelola dan memfasilitasi proses mental, serta mengatasi kesulitan selama menyimak (Goh, 2002:7). Strategi ini tidak hanya melibatkan aspek kognitif, tetapi juga aspek mental atau psikis. Strategi ini memungkinkan pembelajar mengontrol proses belajarnya secara mandiri serta melibatkan pembelajar dalam mengevaluasi pencapaiannya secara mandiri sehingga pembelajar dapat mengetahui kesulitannya dalam belajar bahasa. Secara khusus terdapat beberapa strategi yang termasuk dalam strategi metakognitif yaitu sebagai berikut.
1) Pengatur andal (advance organizers): membuat rancangan konsep yang cukup menyeluruh untuk mengantisipasi aktivitas pembelajaran.
2) Perhatian langsung: memutuskan untuk mengikuti tugas pembelajaran dan mengabaikan pengecoh yang tidak relevan.
3) Perhatian terpilih: memutuskan untuk mengikuti aspek tertentu dari masukan pembelajaran atau detil situasional yang akan menandai retensi masukan bahasa.
4) Pengelola yang mandiri: memahami kondisi yang membantu seseorang belajar dan melibatkan diri dalam kondisi tersebut.
5) Perencanaan fungsional: membuat rencana dan melatih komponen bahasa yang penting untuk membawa tugas belajar yang selanjutnya.
6) Monitoring secara mandiri: mengoreksi percakapan seseorang dalam hal ketepatan, ucapan, tata baasa, kosakata, atau hubungan yang dengan setting atau dengan pembicara.
7) Menunda produksi: secara sadar memutuskan untuk berhenti berbicara untuk belajar menandai melalui menuimak komprehensi.
8) Evaluasi mandiri: mengecek hasil dari belajar bahasa seseorang, mengukkr secara internal kelengkapan dan ketepatan.
Strategi tersebut berlaku secara umum dalam pembelajaran bahasa. Dalam pembelajaran keterampilan menyimak, strategi tersebut tetap dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan yang secara umum berkaitan dengan pengelolaan pembelajaran menyimak dan evaluasi mandiri terhadap proses belajar menyimak yang sudah dilakukan.
c. Sosial-Afektif (Social-Affective)
Strategi sosial-afektif merupakan strategi menyimak yang melibatkan pihak lain dalam prosesnya. Dalam hal ini selama proses menyimak, penyimak memerlukan bantuan orang lain untuk membantu pemahaman
Sumber: Sudiati. 2019. Pendalaman Materi Bahasa Indonesia Modul 4 Keterampilan Berbahasa Reseptif. Kemdikbud.
Bagikan Artikel
Komentar
Posting Komentar