Konsep Dasar Menulis
Menulis merupakan kemampuan seseorang menuangkan ide, gagasan atau gambaran yang ada di dalam pikiran manusia dalam bentuk karya tulis yang dapat dibaca, dipahami dan dimengerti orang lain. MacArthur (2007:2) menyatakan writing is a powerful tool for getting thing done and a language skill to convey knowledge and information. Menulis merupakan keterampilan berbahasa untuk menyampaikan gagasan dan informasi.
Ariadinata (2009:5) menyatakan bahwa menulis merupakan sarana paling ampuh untuk menyampaikan gagasan. Seorang penulis yang baik, mampu menyampaikan gagasan dengan baik pula. Amatlah pantas, jika di negara- negara maju pendidikan di sekolahnya, dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi meletakkan kewajiban menulis sebagai sebuah mata pelajaran yang harus ditempuh. Oleh karena itu, penulis yang baik perlu memperhatikan beberapa syarat mutlak yang harus dikuasai di antaranya:
(a) kemampuan menggali masalah,
(b) kemampuan menuangkan gagasan ke dalam kalimat dan paragraf,
(c) menguasai teknik penulisan seperti penerapan tanda baca (pungtuasi), dan
(d) memiliki sejumlah kata yang diperlukan.
Menulis digunakan oleh pelajar untuk mencatat atau merekam, meyakinkan, melaporkan atau memberitahukan, dan mempengaruhi. Maksud dan tujuan menulis dapat dicapai dengan baik oleh seseorang yang dapat menyusun gagasan, pikiran, argumen, dan menuangkannya dengan jelas. Kejelasan ini tergantung pada penalaran, organisasi, bahasa, ejaan, dan tanda baca yang digunakan.
Keterampilan menulis, sebagaimana keterampilan berbahasa yang lain, menuntut penguasaan aspek bahasa yang meliputi
(a) penguasaan secara aktif sejumlah besar perbendaharaan kata,
(b) penguasaan kaidah-kaidah sintaksis secara aktif,
(c) kemampuan menemukan gaya (genre) yang paling cocok untuk menyampaikan gagasan, dan
(d) tingkat penalaran atau logika yang dimiliki seseorang (Keraf, 2004:35).
Pengertian menulis berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis tidak sekedar melukiskan simbol-simbol saja, tetapi mengungkapkan pikiran, masalah, gagasan, dan argumen ke dalam bahasa tulis berupa susunan kalimat dan paragraf yang utuh. Oleh karena itu, menulis merupakan sarana komunikasi untuk melakukan negosiasi dan transaksi dalam bentuk bahasa tulis.
Pandangan bahwa menulis merupakan bentuk negosiasi dan transaksi itulah yang menuntut penulis untuk mengetahui tujuan penulisan. Selain itu, seorang penulis harus memahami konteks situasi dan konteks budaya yang melingkupi kegiatan menulisnya (Callagham dan Rotheri, 1993:34). Oleh karena itu, dalam kegitan menulis diperlukan pendekatan dan strategi yang tepat agar tujuan menulis dapat tercapai.
Bagikan Artikel
Komentar
Posting Komentar